Konten [Tampil]
Suara gemericik air terdengar di sela-sela rumpun dedaunan dan ranting bambu yang tumbuh di pinggir sungai di lereng bukit Coppo Tile, Desa Bacu-Bacu. Air yang mengalir di sungai sepanjang perkampungan menjadi anugerah warga mengalir mengairi sawah dan kebun sayur kebutuhan warga. Suasana asri sejuk damai dan tentram menjadi nuansa indah yang selalu hadir di tengah-tengah kegiatan warga desa.
Sore menjelang, satu-persatu warga mulai pulang ke rumah untuk beristriahat melepas lelah. Menjelang malam tiba suasana kampung gelap gulita. Warga berdiam diri di rumah masing-masing beristirahat menunggu pagi menjelang. Malam terasa sangat panjang bagi mereka. Tanpa aktivitas apapun karena tidak ada penerangan.
Seorang anak yang bernama Harianto Albarr terpanggil saat melihat kampungnya gelap gulita. Ia mencoba membuat sebuah kincir air yang terhubung dengan dinamo yang dapat menghasilkan listrik. Beberapa kali percobaan telah dilaluinya. Bersama-sama warga mulai membendung sungai dengan peralatan seadanya. Bambu, pohon aren dan berbagai peralatan dengan memanfaatkan hasil alam menjadi pipa yang dapat mengalirkan air menuju dinamo yang akan menghasilkan sumber listrik.
Air mengalir deras dari pipa-pipa seadanya masuk ke dinamo dan menghasilkan listrik berkekuatan 3 Kwh. Aliran listrik melalui kabel-kabel akan dialirkan ke rumah-rumah. Aliran listrik dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga mulai merasakan terang saat malam hari. Aktivitas yang mati ketika malam hari kini mulai terang benderang dan bisa beraktivitas saat malamhari. Tak hanya di rumah tapi sekolah dan mesjid turut terang keadaaan sosial warga membaik. Masyarakat mulai merasakan perubahan di kehidupannya. penduduk yang mampu membeli peralatan elektronik mendapatkan hiburan dengan membeli televisi, smartphone, radio dan internet.
Internet menjadi kebutuhan penting masyarakat saat ini. Masyarakat Desa Bacu-bacu mulai berbenah, Kebutuhan warga mulai banyak terpenuhi. Masyarakat membeli kulkas dan mulai berjualan minuman dingin, mulai berjualan kue, makanan dan minuman.
Terang Desaku Bangkit Ekonomi Masyarakatku
Sudah terlalu lama masyarakat desa Bacu-bacu merasakan kegelapan yang mencekam tanpa adanya aktivitas Ketika sang surya mulai beranjak ke peraduan. Aktivitas terhenti Ketika malam menjelang. Namun aktivitas berubah saat listrik mulai menerangi desa. Perlahan aktivitas di malam hari mulai bergeliat. Perekonomian warga yang tadinya hanya terlihat di siang hari dengan Bertani dan berkebun perlahan mulai mengalami banyak perubahan. Beberapa rumah menampakkan aktivitas berdagang dengan barang yang mulai beragam.
Ekonomi masyarakat Desa Bacu-Bacu mulai menanjak. Sudah banyak yang mulai merasakan manfaatnya. Keadaan sosial warga pun membaik sumber energi listrik mengalir tanpa henti sepanjang aliran air masih mengalir di desa Bacu-Bacu.
Sosok Harianto Albarr
Di Tahun 2008 membuka cakrawala berpikir seorang pemuda yang lahir dan besar di desa Bacu-Bacu. Harianto Albarr adalah pemuda cerdas yang merintis generator di dusun yang berpenduduk 1.500-an orang di lereng bukit Coppo Tile, Desa bacu-Bacu . Sebelumnya perkampungan ini jika malam tiba gelap gulita tanpa aktivitas. Suasana kelam sunyi dan gelap membuat aktivitas warga terhenti ketika malam menjelang.
Keadaan ini memaksa Albarr untuk ikut memikirkan bagaimana caranya agar desanya keluar dari keadaaan gelap gulita ketika malam tiba ini. Mahasiswa yang masih duduk di Jurusan Kimia Universitas makassar ini mulai merintis ide dengan berbekal pengetahuan yang ia dapatkan di bangku kuliah.
Bersama-sama warga Albarr merintis generator dengan memanfaatkan aliran air yang mengalir tak berhenti di lereng bukit Coppo Tile. Anugerah air yang dulunya hanya dimanfaatkan warga untuk kebutuhan mandi, pengairan sawah dan ladang, minum ternak dan untuk kepentingan mencuci ini mulai di arahkan ke pipa-pipa yang dibuat dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar. Bambu petung, Pohon enau dan kayu dimanfaatkan menjadi pipa-pipa agar air mengalir menuju dinamo yang menggerak turbin air sumber pembangkit tenaga listrik.
Dari dinamo tersebut dihasilkan listrik berkekuatan 3 Kwh. Saat ini sudah ada 4 instalasi yang berkapasitas 20 Kwh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
Tahun 2012 Harianto membuat kincir dari besi lalu dilanjutkan dengan membuat turbin. Dibantu masyarakat sekitar Dia membuat turbin cross flow dan dialirkan untuk menghasilkan listrik. Keuntungannya adalah lebih hemat biaya dan tahan lama.
Harianto masih berjuang memberikan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar desa maupun di luar desa melalui berbagai program pendampingan yang diadakan oleh kementerian energi dan sumber daya manusia.
Di luar sana masih banyak sekali desa dan kampung yang membutuhkan uluran tangan dan ide cemerlang dari Harianto
No comments
Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.