Afasia merupakan kondisi dimana hilangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi mulai dari berbicara, menulis, hingga memahami bahasa baik secara verbal maupun non-verbal.
Umumnya, gangguan afasia terjadi tiba-tiba setelah stroke atau mengalami cedera kepala. Namun, afasia juga bisa datang secara bertahap mulai dari tumor otak yang tumbuh lambat atau penyakit yang mengakibatkan kerusakan permanen serta progresif (degeneratif).
Tingkat keparahan gangguan afasia bervariasi tergantung pada sejumlah kondisi, termasuk juga penyebab dan tingkat kerusakan otak. Untuk informasi lebih lengkap, berikut fakta-fakta menarik mengenai afasia :
Gejala
Gangguan afasia bisa menyebabkan sejumlah masalah yang bervariasi.
Pembicaraan
Penderita gangguan afasia mungkin akan mengalami beberapa hal berikut ini :
Pengidap afasia akan kesulitan untuk memikirkan kata – kata yang ingin diucapkan.
Salah mengucapkan sesuatu, namun bisa menjadi masalah yang saling berhubungan (contohnya : mengucapkan ‘pena’ daripada ‘spidol’). Namun, pengidap juga bisa mengucapkan sesuatu yang sama sekali tidak masuk akal, contohnya ingin mengucapkan ‘bola’ namun justru mengatakan ‘radio’.
Pengidap afasia juga terbalik dalam mengatakan sesuatu, contohnya ‘kasih terima’ daripada ‘terima kasih’.
Pengidap afasia biasanya menggunakan kata – kata yang dibuat sendiri.
Pengidap akan mengalami kesulitan untuk mengucapkan kalimat.
Penderita akan menggabungkan kata – kata yang dibuat sendiri dengan kata lain serta membentuk sebuah kalimat yang bisa jadi terdengar tidak masuk akal.
Pemahaman
Penderita afasia mungkin akan mengalami beberapa kesulitan berikut ini :
Pengidap afasia kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, terutama saat lawan bicaranya berucap dengan cepat atau seperti berkumur (tidak jelas). Dia juga akan kesulitan untuk memahami kalimat yang panjang dan kompleks.
Penderita afasia kesulitan dalam memahami apa yang dikatakan lawan bicaranya di lingkungan yang berisik atau disekeliling orang banyak.
Penderita juga kesulitan untuk memahami lelucon.
Membaca Dan Menulis
Kemudian, orang dengan gangguan afasia juga mungkin akan mengalami beberapa kesulitan berikut ini :
Kesulitan untuk membaca formulir, buku, atau layar komputer.
Sulit untuk mengeja dan merangkai kata – kata menjadi satu kalimat.
Kesulitan untuk menggunakan angka atau mengerjakan matematika. Contohnya, kesulitan menentukan waktu, menghitung uang, atau yang paling sederhana melakukan pertambahan dan pengurangan.
Penyebab
Gangguan afasia terjadi akibat kerusakan di area otak yang berperan penting dalam memahami dan memproduksi bahasa. Penyebab umum afasia antara lain :
Stroke (penyebab paling umum)
Cedera kepala parah
Tumor otak
Kondisi neurologis progresif (menyebabkan rusaknya otak dan sistem saraf seiring waktu, misalnya demensia)
Gangguan afasia bisa terjadi pada orang – orang dari segala usia, namun umumnya mempengaruhi orang – orang yang berusia diatas 65 tahun. Hal itu dikarenakan stroke dan kondisi neurologis progresif yang cenderung mempengaruhi orang dewasa berusia lanjut.
Perawatan
Jika kerusakan yang terjadi di area otak masih tergolong ringan, maka pengidap masih bisa memulihkan keterampilan berbahasa tanpa pengobatan. Namun, pada kebanyakan kasus pengidap harus menjalani terapi wicara dan bahasa untuk mengembalikan keterampilan bahasa dan melengkapi pengalaman komunikasinya.
Tujuan terapi wicara dan bahasa bagi pengidap afasia adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya. Contohnya, memulihkan sebanyak mungkin bahasa, mengajarkan cara untuk mengembalikan keterampilan bahasa yang hilang, dan menemukan metode komunikasi yang lain.
No comments
Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.