Konten [Tampil]
Sebuah tulisan dari seorang anak SD berumur 12 tahun mengetuk hati saya beberapa hari yang lalu. Ya, tulisan ini menjadi lecutan semangat ku yang sudah kendor akhir-akhir ini. Kutipan tulisan Ananda Umar Humam dari buku "Abiku Memang Beda" sukses melecuti ku.
"Ilmu itu harus ditulis agar tidak lupa dan bisa diwariskan ke generasi penerusmu andai ajal sudah menjemputmu"
Bagaimana mungkin saya tidak merasa terlecuti, sebab yang menulis itu adalah seorang anak kecil berusia 12 tahun seumuran putra saya. Ia sudah menulis buku di usianya yang sangat belia, kata-kata di dalam buku nya sangat enak dibaca, penuh hikmah dan semua benar adanya.
Lah saya, beberapa tahun lagi menginjak usia kepala empat, bukan masa-masa keemasan seseorang lagi. Apa yang sudah saya hasilkan? apa warisan terbaik yang akan saya tinggalkan untuk anak cucu kelak? Bagaimana caranya mentransfer apa yang ada di pikiran saya kepada generasi sesudah saya?
Pertanyaaan ini berkecamuk dalam benak saya. Saya memang harus mulai memikirkan apa warisan terbaik untuk anak cucu nanti.
Sebagai guru memang betul ada ilmu yang saya transfer setiap hari kepada siswa. Tapi apakah ilmu tersebut dapat mereka ingat selalu? Apakah mereka mengenang saya karena ilmu yang saya berikan bukan karena sikap saya? Atau jangan-jangan mereka akan mengenang saya saat sedang dihukum karena tidak membuat pekerjaan rumah, ataukah mereka mengingat saya saat nilai raportnya merah pada mata pelajaran saya?
Ya, kata orang bijak menjadi orang baik itu tak perlu berilmu tinggi tapi cuma butuh keikhlasan dan kejujuran.
"Mengajar itu tidak perlu menuntut muridmu menjadi pintar, karena akan menguras tenagamu dan akan mengurangi keikhlasanmu" (K.H Maimun Zubair)
Saya pikir kalau harus mengeluh karena mendapati kenyataan murid banyak yang tidak bisa menguasai materi pelajaran yang saya ajarkan maka akan panjang sekali keluhan itu. Bahkan setiap hari dalam hidup saya penuh dengan keluhan-keluhan. Apa yang saya dapatkan? Tidak ada hanya keluhan itu tentu akan membuat capai bukan?
Mindset ini sudah selayaknya saya ubah. Dan saya mulai mencari jalan keluarnya, bahwa memberikan keleluasaan kepada siswa saya untuk belajar dengan caranya sendiri bukan malah sebaliknya mengikuti apa yang saya inginkan.
Zaman gadget
Beberapa tahun belakangan ini semenjak gadget kian terjangkau, hampir semua informasi ada di internet memaksakan kami para guru berhadapan dengan dilema besar. Antara memusuhi gadget atau sebaliknya. Siapa yang akan mentolerir jika suasana di kelas tiba-tiba berubah menjadi heboh lantaran bunyi ringtone hape salah satu murid saat jam pelajaran berlangsung? Atau saat kita menjelaskan di depan kelas salah satu siswa sedang asyik main game di bawah meja mereka. Tentu sangat mengesalkan bagi guru. Namun jika gadget dilarang keras digunakan juga akan membatasi kreatifitas siswa.
Karena alasan inilah kita para guru dituntut mencari alternatif pembelajaran yang dapat menjadi benang merah antara kedua permasalahan tersebut. Gadget hendaknya menjadi jembatan agar pembelajaran dapat menghasilkan mutu pendidikan dan juga lulusan yang andal.
Guru digital
Atas desakan perubahan zaman ini maka para guru dituntut untuk semakin mengupgrade diri menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Siswa selalu memegang gadget maka pembelajaranpun harus melibatkan gadget, maka lahirlah yang dinamakan guru digital.
Guru digital adalah guru yang memanfaatkan digital dalam proses pembelajaran. Guru membuat bahan pembelajaran lalu siswa dapat mengakses nya dari perangkat digital dimanapun mereka berada.
Tuntutan ini sangat sejalan dengan kondisi Pandemi saat ini. Siswa dan guru tidak lagi dipertemukan di satu ruang kelas dalam arti sebenarnya, namun tetap melakukan pembelajaran dan tatap muka melalui kelas digital.
Platform yang digunakan pun bermacam-macam mulai dari aplikasi zoom, google classroom, blog, YouTube, dan sebagainya. Guru menyampaikan materi siswa mengakses materi dari rumah masing-masing. Sama halnya dengan tatap muka di kelas. Kelas digital juga memiliki langkah-langkah pembelajaran hingga penugasan yang akhirnya mendapatkan hasil berupa nilai akhir mata pelajaran.
Guru dan Blog
Belajar secara digital tak lepas dari mengakses materi dari perangkat digital, di dalam perangkat digital siswa dan guru dihadapkan banyak sekali pilihan mau menggunakan platform apa.
Semua pengguna perangkat digital tentu banyak yang sepakat saat seseorang mau mencari sesuatu di internet mereka akan mengetikkan kata kunci yang berhubungan dengan apa yang akan mereka ketahui. Mesin pencari akan melakukan pencarian berdasarkan kata kunci tersebut. Lalu akan tampillah sejumlah artikel yang berhubungan degan kata kunci yang dicari, kita tinggal memilih artikel mana yang akan kita baca. Artikel-artikel yang berhubungan dengan kata kunci tersebut berjumlah ribuan dan semuanya pasti ditulis oleh seseorang pemilik website/blog bukan?
Inilah alasan mengapa guru sebaiknya memilih blog sebagai salah satu tempat menyimpan materi pelajaran. Siswa dapat mengakses materi tersebut kapan saja mereka membutuhkan. Guru dan Blog adalah kolaborasi yang longtime tidak akan mati sepanjang blog tersebut tidak dihapus oleh pemiliknya.
Mutualisme guru dan blog
Guru dapat menyimpan materi di blog dan bisa dibagikan ke siswa sewaktu-waktu diperlukan. Siswa juga bisa membaca materi di blog guru kapan saja mereka membutuhkan, tidak ada batasan waktu dan tempat, sepanjang ada akses internet siswa dapat secara bebas mempelajari materi di blog.
Artikel pada blog juga bisa ditambahkan video apabila diperlukan. Video dimaksudkan untuk memperjelas materi, menampilkan langkah menyelesaikan soal dan memberikan pengalaman baru bagi siswa. Siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah memahami materi dengan adanya gambar dan video di blog sehingga belajar menjadi lebih tepat sasaran.
Saya sendiri merasakan banyak sekali keringanan mentransfer materi dengan adanya blog. Siswa dapat diberikan link materi yang telah kita tulis di blog. Siswa juga dapat mengisi kuis atau latihan soal di blog yang terhubung dengan google form, lalu kita juga bisa langsung melihat hasil pekerjaan siswa dengan cepat dengan bantuan spreadsheet serta dapat diolah analisis hasil ulangan harian siswa.
Blog sebagai Personal Branding
Blog juga menjadi tempat saya membranding diri. Blog ini adalah nama saya, tempat saya menulis berbagi tentang materi pelajaran serta pengalaman-pengalaman saya yang akan saya bagi dengan pembaca semua.
Banyak sekali keuntungan yang saya peroleh dari hasil blog. Seperti mendapatkan kepercayaan mereview produk, endorsmen sebuah situs dan brand, pihak klien akan membayar setiap tulisan tulisan saya yang bekerjasama dengan mereka. Saya bersyukur sekali dengan adanya blog bisa memperoleh penghasilan sampingan.
Webinar tentang blog bersama IIDN dan IM3 Ooredoo
Saya belajar menulis blog dari banyak guru, mereka yang saya kenal di ranah perbloggeran ini tak pelit berbagi ilmu tentang blog seperti acara webinar yang diselenggarakan oleh Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) bekerjasama dengan IM3 Ooredoo pada Sabtu, 3 Oktober 2020 pukul 19.30 WIB lalu. Webinar kali ini bersama Widyanti Yuliandari pakar blog yang telah memenangkan banyak lomba blog.
Beliau memberikan materi tentang bagaimana memilih lomba blog, mempersiapkan konsep, serta mengeksekusinya sehingga menjadi sebuah artikel yang layak menang.
Saya mengenal IIDN cukup lama, bahkan buku solo pertama sayapun diterbitkan atas kerjasama dengan agency IIDN yaitu Indiscript Creative. Peran IIDN pun cukup besar bagi pengembangan bakat ibu-ibu untuk menjadi penulis, saya bersyukur bisa mengenal IIDN dan mengikuti setiap materi yang diberikan oleh para pembicara di IIDN.
Memilih lomba blog
Mba Widya menceritakan bagaimana kita mesti selektif memilih lomba blog sesuai dengan kapabilitas kita. Hindari mengikuti lomba blog yang tidak sesuai dengan gaya hidup kita. Jika brandingnya adalah bergaya hidup sehat maka tidak perlu mengikuti lomba blog tentang mie instan misalnya. Pilih-pilih lomba blog yang tidak bertentangan dengan kita sehingga nantinya akan tercipta sebuah artikel yang betul-betul bernas.
Mempersiapkan konsep tulisan
Selanjutnya adalah mempersiapkan konsep tulisan. Sebaiknya kita mencari konsep tulisan yang unik, tidak umum karena akan menjadi daya tarik tersendiri bagi juri. Akan lebih baik lagi jika kita mencari bahan-bahan tulisan melalui riset atau jurnal ilmiah sehingga sumber tulisan kita jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu kita juga perlu mempersiapkan bahan-bahan pendukung seperti foto, gambar, data pendukung yang original. Kita juga bisa memodifikasi gambar dengan animasi-animasi sehingga menjadi lebih menarik.
Saya jadi malu sendiri mendengar penjelasan mba Widya yang all out saat mengikuti lomba blog dibanding dengan saya yang memang suka asal jadi hehe.
Mengeksekusi
Apabila bahan-bahan tulisan sudah lengkap langkah selanjutnya adalah eksekusi. Saat eksekusi kita mesti berhati-hati, hindari typo dalam tulisan, lakukan self editing sebelum mengirim tulisan, ikuti ketentuan lomba yang telah ditetapkan. Penuhi semua persyaratan yang diberlakukan dalam perlombaan misalnya share media sosial, penggunaan hastag wajib, mention, berapa jumlah kata dalam tulisan, dll.
IMpreneur
Menulis blog tentu tak lepas dari jaringan internet yang memadai. Untuk dapat mengakses blog tentunya sangat tergantung dengan jaringan internet. Di masa Pandemi seperti ini saya mengajar dan menulis materi di blog tentu membutuhkan koneksi jaringan yang memadai. Apalagi saat belajar daring dimana lokasi guru dan siswa berada di rumah masing-masing.
Untungnya ada solusi jitu dari IM3 Ooredoo yang memperkenalkan produk IMPreneur. Paket IMPreneur Merupakan solusi komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Produk ini sangat sesuai untuk anggota keluarga maupun bisnis dengan tim yang akan memperlancar aktivitas daring. Tak tanggung-tanggung kita bisa membagikan ke maksimal 25 orang tim hanya dari satu paket IMpreneur. Kuota besar hingga 350 GB sangat mumpuni tentunya untuk sharing dengan berbagai lini tim.
Paket IMPreneur merupakan paket khusus yang didesain untuk pelaku SME di Indonesia yang ingin memberikan kemudahan tunjangan komunikasi bagi karyawannya. Dalam paket ini pelanggan bisa membagikan kuota, nelpon ke operator lain dan kuota bisnis (WhatsApp, Instagram, Facebook, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Ovi, GoPay, Dana ) kepada karyawan.
Siapa yang berhak berlangganan adalah mereka yang memiliki Nomor induk dan nomor anggota harus Berlangganan nomor baru IM3 Ooredoo prepaid dan postpaid.
Mengingat kebutuhan internet kami sekeluarga sangat intens baik untuk belajar, membuat konten, menulis blog, menonton video pembelajaran serta untuk hiburan seperti menonton film, drama Korea, aktivitas bisnis untuk jual beli menggunakan transaksi online, transfer online, dll jadi sangat tepat solusi nya adalah IMPreneur.
Saya memantapkan diri mewariskan ilmu kepada siswa-siswa saya dan kepada generasi yang akan datang melalui blog ini. Semoga apa yang saya tulis baik tentang materi pelajaran maupun tulisan pengalaman saya dapat bermanfaat bagi pembaca blog ini.
Inilah yang dapat saya sharing tentang Guru dan Blog berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga dapat mengambil manfaatnya. Salam blogger, salam guru!!!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging
Semoga Bu guru terus semangat mengajarnya
ReplyDeleteTerimakasih sudah membaca artikel blog saya,tetap semangat juga
DeleteMelalui blog guru bisa berbagi gak cuma untuk murid yang diajarnya ya tapi bisa lebih luar lagi. Insya Allah ilmu selalu bermanfaat.
ReplyDeleteBanyak banget ya peluang di dunia blog. apalagi saat pandemi begini. Blog bisa dimanfaatkan untuk media pembelajaran
ReplyDeleteSemangat yaa, mbak. Biar materi dan kenangannya juga tetap abadi di blog. Jadi nggak boleh males emang buat menuliskannya kembali di blog kita.
ReplyDeleteWah, iya dong ga sedikit para guru yang memiliki blog. Tentu isi materinya bermanfaat bagi pembacanya. Ada koordinasi guru dan murid itu penting, apalagi saat PJJ kayak sekarang ini. Pakai IM3 Ooredo murah juga ya 10 GB hanya 50K
ReplyDeleteDaebaakk memang webinar IIDN dan Indosat ini. Kece khanmaen dan banyak faedahnya.
ReplyDeleteBtw, aku terpukau dgn quote ini, mak
"Mengajar itu tidak perlu menuntut muridmu menjadi pintar, karena akan menguras tenagamu dan akan mengurangi keikhlasanmu" (K.H Maimun Zubair)
Emang benar, di era pandemi blog makin bisa memberikan banyak peluang bagi kita..
ReplyDeleteTermasuk membuat media pembelajaran
Di masa pandemi ini banyak hal diuntungkan karena bisa online ya. Guru dan blog bisa bersinergi menghasilkan sesuatu yag bermanfaat untuk dipelajari
ReplyDeletedengan segala keterbatasan yang kita miliki, semuanya jadi harus kita sesuaikan dengan platform yang ada ya mba. Blog can be a good one
ReplyDeleteDalam Islam aku suka sekali mba dengan hadist atau ayat yang menyebutkan kurang lebih "Bahwa Allah menyukai dan memuliakan orang-orang yang berilmu tinggi". Dari sana kita tahu bahwa kita perlu terus belajar menuntut ilmu darimana saja apalagi jika sebagai guru ya. Karena kita juga guru untuk anak kita dan orang lain.
ReplyDeleteMaka udah sepatutnya kita terus mengupgrade ilmu dan diri kita termasuk mengikuti perkembangan zaman seperti zaman digital ini. Saya setuju sekali bahwa blog itu punya banyak sekali manfaat termasuk untuk media pembelajaran anak di rumah terutama di masa pandemi ini ya mba.
Selalu salut sama guru yang mau berbagi melalui blog dan terus meng-upgrade diri. Semoga sukses terus ya Mbak.
ReplyDeleteBlog bisa dimanfaatkan oleh siapa saja ya, bukan hanya penulis, tapi juga pebisnis, guru, dll...
ReplyDeleteTips mengikuti lomba memang harus sesuatu yang kita kuasai yaa, kak..
ReplyDeleteKalau engga...paling engga kita paham sedikit dan melakukan riset.
semangat mba, meski dengan segala keterbatasan yang kita miliki jika bisa diseriusin penuh konsentrasi insyaaallah hasil gak akan mengingkari usaha
ReplyDeleteIya bener banget mba.. Justru kolaborasi yang apik antara guru, orang tua dan murid selama pandemi ini akan melahirkan generasi yang tangguh ya, dan bahkan anak-anak bisa tumbh jadi luar biasa...
ReplyDeleteSetuju.
ReplyDeleteSaat pandemi di era digital ini, koneksi lancar adalah keniscayaan!
Aku berharap semua provider berlomba-lomba memperbaiki dan memperluas kualitas jaringan guna mendukung era digitalisasi.
Semoga niat/keinginan mbak Yurma untuk menjadikan blog ini sebagai media untuk menuliskan pembelajaran dan pengalaman dapat selalu terwujud. Dan semoga makin banyak orang yang bisa mengambil manfaat dari sini. Semangat, Bu Guru :)
ReplyDeleteguru zaman sekarang makin keren ya, melek teknologi dan harus terus mengikuti perkembangan zaman.nggak ada lagik kata gaptek..
ReplyDeleteAku suka sama guru yang ngeblog apalagi ngeyutub. Kebetulan aku lg belajar bahasa lagi dan suka kalau googling dan nemu konten2 para sensei ini hehe.
ReplyDeleteInsyaAllah ilmunya berkah dan bermanfaat krn makin banyak yg akses ya mbak :D
so it is very relevant and useful for a teacher who also learns about blogging and the digital world
ReplyDeleteSebenarnya belajar sekarang ga pake internet susahhhhh hahahah. Pengen pake indosat juga buat anak2 belajar
ReplyDeleteKeren nih mba kalau guru ngeblog. Iya, materi bisa disampaikan dengan bahasa yang mudah, dituliskan di blog, ntar muridnya tinggal baca dan memahami. Pertanyaan bisa langsung diajukan melalui grup WA ya. Andai semua guru ngeblog dan menerapkan cara seperti ini ya, tentu komunikasi yang baik akan tetap terjaga antara guru dengan murid, plus wali murid.
ReplyDeleteWah setujuuu banget sama anak SD nya mba, karena
ReplyDeleteikatlah ilmu dengan tulisan
dan
Manusia boleh mati tapi tulisannya akan abadi.
dengan nulis itu memang bisa meninggalkan banyak jejak yah dan akan abadi sellau tulisannya.
ReplyDelete