Konten [Tampil]
Sejak pemerintah menetapkan sistem zonasi dalam penerimaan peserta Didik Baru (PPDB) ramai sekali di media sosial tentang berbagai protes, curhat maupun kritikan dari masyarakat baik sebagai orang tua/wali, siswa terhadap kebijakan dari menteri pendidikan ini. Berbagai kasus tentang PPDB sistem zonasi agaknya juga berlaku untuk tahun ini. Masih banyak juga ditemukan kritikan orang tua yang tak rela jika anak mereka disekolahkan di sekolah yang tak favorit karena tidak masuk sistem zonasi.
sumber dok pribadi |
Tahukah Anda bahwa ternyata sistem zonasi memiliki beberapa keuntungan yang bagi sebagian orang tidak setuju. Berikut keuntungan sistem zonasi yang perlu Anda ketahui:
Melatih kemandirian Anak
Sistem zonasi dapat melatih kemandirian anak. Dalam hal ini orang tua tak perlu repot mengantar jemput anak ke lokasi sekolah, anak-anak dapat pergi dengan sendirinya ke sekolah tanpa harus menunggu orang tua yang siap mengantar, untungnya jika orang tua yang bekerja di tempat yang jauh dari rumah, tentu juga diuntungkan saat orang tua berhalangan mengantar anak ke sekolah karena ada dinas luar misalnya. Anak-anak terbiasa mandiri tidak mengandalkan orang tua apabila mau ke sekolah, apabila kemadirian ini terus di pupuk nantinya anak akan terbiasa hingga jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Membentuk jiwa sosial anak
Anak yang sekolah di lingkungan tempat tinggalnya maka akan memiliki teman dekat di sekitar rumahnya, hal ini akan membentuk jiwa sosial anak sehingga mengenali teman-temannya dengan baik, orang tua, adik kakak, rumah dan kondisi sosial teman-temannya sehingga anak terbiasa menghargai teman-teman yang berasal dari satu sekolah meskipun berasal dari keluarga dengan perekonomian yang pas-pasan.
artikel terkait : 10 Pondok Pesantren yang Ada di Bengkulu
Melatih tanggung jawab anak
Anak-anak yang bersekolahh di lngkungan tempat tinggal akan berusaha untuk bertanggungjawab dengan apa yang dibebankan kepadanya, misalnya saat ketinggalan tugas maka ia berfikir tak akan merepotkan orang tua yang sedang bekerja di tempat yang jauh dari rumahnya, sementara jarak sekolah ke rumahnya jauh lebih dekat. Tentunya anak akan merasa bahwa dirinyalah yang harus bertanggungjawab dengan tugas yang tertinggal tersebut bukan orang tua.
Irit biaya perjalanan
Sistem zonasi akan mengirit biaya perjalanan baik biaya untuk bahan bakar kendaraan yang digunakan anak ke sekolah, orang yang mengantar jemput maupun ongkos angkutan umum jika anak menggunakan angkutan umum. Biaya perjalanan yang besar dapat dihemat dan tentunya dapat dipergunakan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
Disiplin waktu
Sekolah dengan anak-anak yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka tentu akan sedikit yang mengalami keterlambatan, jika terlambat tentu bukan berasal dari faktor luar misalnya macet perjalanan, satu-satunya alasan terlambat anak datang ke sekolah adalah datang terlambat yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kesiangan bangun, Nah, kalau penyebabnya adalah anak kesiangan bangun tentu hanya sekali-kali saja bukan? anak cepat akan berubah jika ada sangsi dari sekolah mengapa ia datang terlambat sehingga dia tak akan mengulangi kembali keterlambatan tersebut.
artikel terkait : Mencari kursus bahasa Inggris yang Baik
Memudahkan penanganan kasus kenakalan anak sekolah
Dalam beberapa kasus kenakalan anak sekolah, saya menemukan beberapa hal yang sifatnya umum terjadi dari tahun ketahun, sebagai seorang guru dan wali kelas beberapa anak didik saya yang mengalami kenakalan anak sekolah biasanya karena tidak adanya perhatian dari orang tua, hal ini dapat diatasi dengan komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua. Nah, jika tempat tinggal siswa berada di lingkungan sekolah tentu guru-guru atau walikelas tak kesulitan untuk menghubungi orang tua, bersilaturahmi dengan orang tua mencari solusi atas kenakalan si anak bukan?
Menghindari tawuran antar pelajar
Anak yang berada tak jauh dari sekolah tentu tak akan ada alasan bagi mereka untuk jalan-jalan ke luar melihat sekolah orang lain, atau bergaul secara berlebiha dengan siswa yang berbeda sekolahnya. Hal ini akan menghindarkan siswa mengalami konflik antar anak sekolah yang biasa terjadi karena alasan salah pergaulan, pertemanan yang tidak sehat maupun saling bersaing adu kekuatan.
Untuk urusan efisiensi waktu, sistem zonasi memang memberikan kemudahan waktu dalam bersekolah yaa. Sekolah yang masuk zonasi, sudah pasti sekolah yang dekat dari rumah. Sedih juga peenah nonton berita ada anak sd sekolah sampai naik kereta api tiap hari berangkat pagi sampai rumah sudah magrib. Masyarakat mungkin masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan sistem zonasi ini.
ReplyDeleteSaya sendiri belum terlalu aware sama sistem zonasi ini, soalnya anak masih kecil. Tapi jadi tahu bahwa ada sisi positifnya juga selain sisi negatif yang terus ditonjolkan. Semoga juga diikuti dengan pemerataan kualitas pendidikan ya kebijakan ini
ReplyDeleteYap, tentunya banyak manfaat kalo sekolah anak dekat dari rumah.
ReplyDeleteTapi mekanisme untuk PPDB kudu dikaji ulang.
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Eh iya loh.. Ada benernya juga dari apa yang disebutkan di atas. Terutama ongkos buat menuju ke sekolah atau pulang dari sekolah. Kalau deket, ongkosnya juga irit.
ReplyDeleteSemuanya memang ada plus minusnya ya, Mbak. Semoga kita selalu bisa mengambil sisi positif, dari apapun keputusan yang dibuat. Karena kadang-kadang kebijakan dari sana tiba-tiba berubah-ubah.
Memang banyak manfaatnya ya mbak, tapi namanya peralihan ke sistem baru, tentu ada yang pro dan ada pula yang kontra
ReplyDeleteYa, sistem zonasi sekolah ini memang banyak manfaatnya ya sebenernya. Yang jadi masalah justru karena masih banyaknya daerah yang belom punya sekolah negeri. Kayak di daerah sini. Ada beberpa daerah yang gak punya sekolah deket. Jadinya gak punya zonasi ke mana2. Kasian para pelajar di sana. Bahkan yang pinter2 gak bisa ke sekolah negeri. Yang ada cuma sekolah swasta baru yang akreditasinya masih belom bagus.
ReplyDeleteAku sih selama ini nggak terpengaruh dengan sistem zonasi karena anak-anak sekolah di swasta dan mereka juga udah lulus SMA semua. Tapi kalo lihat orang tua yang bingung nyari sekolah, terbit juga rasa sedih. Apalagi dekat rumah yang ada SMP Negeri atau SMA negeri itu minimal jarak tempuh udah 3 km. Kalah sih kebanyakan kalo NEM enggak dapat tertinggi
ReplyDeleteEnaknya memang sekolah jadi dekat rumah. Tqpi sekarang masalahnya adalah setiap sekolah beda kualitas
ReplyDeleteAh iya ya, kalau bisa sekolahnya tak jauh dr rumah, bisa meminimalkan aksi tawuran ya.
ReplyDeleteSemoga sistem zonasi ini semakin baik pelaksanaannya di masa2 mendatang ya
Aku masih meraba-raba nih mbak tentang sistem zonasi. Soalnya anakku jadi dan di boarding school jadi belum merasa kan sistem ini
ReplyDeleteBener tuh, Mba semua keuntungannya. Papa saya punya pengalaman sekalahin anaknya jauh2 dr rumah. Jadi pas punya cucu, beliau yg pertama melarang sekolah jauh2. Sebab kasian kalau ada barang ketinggalan atau kondisi tetiba sakit di sekolah. Kalau rmhnya jauh, waktu terbuang banyak. Kalau rmh deket kan tinggal lari. ^_&
ReplyDeleteBagi orang yang mau berpikiran terbuka, memang sistem zonasi memang banyak keuntungannya buat anak-anak sekitar sekolah. sayang anak saya bukan korban zonasi tapi lebih ke usia.
ReplyDeleteAku salah satu yang mendukung banget, memang pasti masih banyak kekurangan karena baru mulai, tapi kan semua butuh proses aqal, kalau ga mulai2 karena dianggap belum siap banget, maka ga akan ada perubahan ke penyemurnaan, kadang kita harus dipaksa dulu biar cepat memperbaikin ke arah penyempurnaan
ReplyDelete