Konten [Tampil]
Itinerary 4 hari 5 Malam Menyusuri Wisata Pesisir Barat Sumatera
Perjalanan kali ini adalah perjalanan pertama kami sekeluarga lengkap. Dengan komposisi Supir oleh Abah Beny, Asisten Supir Umi Yurma, serta para asisten yang terdiri dari Kakak Wa, Abang Fajar dan Adek Ghaisan kami memulai perjalanan selepas solat Magrib dari rumah di Kota Bengkulu. Rencananya perjalanan kali ini akan mengeksplore keindahan tempat-tempat wisata yang kami temui selama di perjalanan 4 hari 3 malam.
Berangkat jam 18.00 WIB, Saat itu senja di Pantai Panjang Kota Bengkulu terlihat sangat indah melepas keberangkatan kami sekeluarga. Bersama si Silver Jago kami mulai melewati hiruk pikuk kota Bengkulu dengan kondisi jalanan yang cukup lancar memang agak padat sih, karena memang liburan semester ganjil bertepatan dengan liburan kantor sekaligus hari raya umat nasrani yakni hari Natal, mungkin para pengendara juga berpikiran yang sama seperti kami yakni memanfaatkan liburan selama seminggu ini untuk hunting tempat-tempat wisata terbaik di negeri ini.
carocok painan dok.yurmawita |
Berangkat jam 18.00 WIB, Saat itu senja di Pantai Panjang Kota Bengkulu terlihat sangat indah melepas keberangkatan kami sekeluarga. Bersama si Silver Jago kami mulai melewati hiruk pikuk kota Bengkulu dengan kondisi jalanan yang cukup lancar memang agak padat sih, karena memang liburan semester ganjil bertepatan dengan liburan kantor sekaligus hari raya umat nasrani yakni hari Natal, mungkin para pengendara juga berpikiran yang sama seperti kami yakni memanfaatkan liburan selama seminggu ini untuk hunting tempat-tempat wisata terbaik di negeri ini.
Pilihan kami jatuh di wilayah pesisir barat Sumatera yang terkenal dengan keelokan pantai-pantainya. Sehingga memulai perjalanan melewati pesisir barat Sumatera adalah pilihan yang tepat menurut kami.
Sampai di ketahun pukul 21.30 WIB kami berhenti sejenak di Masjid yang terletak persis berada di pinggir jalan raya. Aku lupa masjid apa, masjidnya cukup besar dengan fasilitas yang lengkap ada tempat berwudlu, kamar mandi, toilet hingga mukena yang boleh dipergunakan untuk pengunjung. Setelah selesai solat, Abah Beny juga sudah merehatkan pinggangnya kami kembali ke mobil untuk melanjutka perjalanan. Adek Ghaisan sudah tertidur sesaat setelah mobil mulai berjalan. Sampai di Muko-muko Abah Beny memutuskan untuk berhenti karena lapar. Beruntung kami menemukan warung nasi goreng yang masih buka di pinggir jalan. Anak-anak sepetinya juga lapar terbukti nasi goreng dalam porsi besar tersebut menyisakan sedikit di piring. Hehe, Yak Umi jadi kebagian menghasbiskan sisa-sisa mereka nih.
Abah Beny beristirahat meregangkan otot pinggang di salah warung nasi goreng |
Setelah memesan kopi untuk Abah beny dan teh hangat untuk ku dan kakak, akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Waktu menunjukkan pukul 01.15 aku berusaha menahan kantuk agar terus terjaga menemani Abah beny nyetir. Kasihan kaan kalau ditinggal tidur bisa-bisa supir juga ikutan ngantuk nih. Sampai di perbatasan Bengkulu- Sumatera Barat bensin si Silver sudah menunjukkan tanda-tanda harus segera diisi ulang. Wah, berdasarkan informasi dari google map pom bensin terdekat berada sekitar 30 km lagi dari posisi kami sekarang. Wah tak urung deg-degan juga nih, semoga saja si silver dapat membawa kami hingga pom bensin terdekat.
Beruntung pukul 03.00 WIB akhirnya pom bensin yang dituju sampai juga. Si Silver akhirnya minum sepuasnya dan kami melanjutkan perjalanan dengan perasaan tenang. Karena melewati hutan dan kondisi jalanan yang sepi akhirnya Abah beny menancapkan gas dalam kondisi yang diatas perjalanan biasanya, Aku selalu mengingatkan agar-agar berhati-hati karena kita tidak tau kondisi jalanan bisa saja ada lobang saat kendaraan sedang ngebut kaan?
Akhirnya saat subuh tiba kami sampai ke rest area dan solat subuh di sana. Anak-anak tidak terlalu susah untuk dibangunkan mereka berwudu dan mencuci muka sekaligus buang hajat agar tidak mengganggu perjalanan.
Tak lama setelah solat subuh, kami dihadapkan oleh pemandangan alam yang luar biasa indah. Sudah terlihat laut lepas dengan latar pegunungan di sela-selanya. Lama-kelamaan langit bertambah terang, dan pantai yang indah sudah terlihat di depan mata. Namun ternyata untuk menjangkau pantai indah tersebut perlu beberapa bukit dan lembah lagi yang harus dilalui.
nemu warung pinggir jalan nih guys, langsung berhenti buat pesen pop mie..lihat adek sama Abang baru bangun tidur |
muka bantal haha.. |
Tepat pukul 8.05 WIB akhirnya Pantai indah nan memukau yang telah terlihat sepanjang perjalanan tadi telah ada di depan mata kami. Pantai Carocok Painan adalah destinasi pertama yang berhasil memukau mata kami. Tak sulit menemukan lokasi parkir di sana meskipun sudah banyak wisatawan dari berbagai daerah telah lebih dahulu parkir dan berisitirahat di tepi pantai Carocok Painan.
alhamdulillah destinasi pertama yang kami kunjungi indaaaaah banget |
Melihat air yang sangat jernih di kelilingi oleh pulau-pulau kecil di tengah lautan rasanya tak mau beranjak dari tempat itu. Ada jembatan penyebrangan yang menghubungkan pulau-pulau kecil terebut, indah sekali.
itu pemandangan di belakang masyaallah indah kebangetan deh |
Bukit Langkisau Pemasak Alam
di Bukit Langkisau itu kita melihat pantai carocok seperti miniatur alam duh, indah banget asli nih, |
Abah beny lalu mengajak kami ke salah satu bukit yang sangat terkenal di sana yaitu bukit Langkisau. Mobil naik ke atas bukit yang tinggi sekali. Berkali-kali Abah beny harus menyesuaikan kondisi gigi si Silver dengan ketinggian bukit tersebut. Beberapa villa mewah dan imut terlihat di sepanjang jalan di bukit Langkisau, hingga di satu tempat pemberhentian kami turun dan mengabadikan foto di sana. Luar biasa indahnya, dari tempat kami berdiri terlihat plang merek Pantai Carocok seperti dadu berwarna oranye dengan orang-orang disekitarnya berukuran sebesar pasir. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah Pantai yang tenang dan damai, berhiaskan perahu nelayan pinggir-pinggirnya, serta pulau-pulau kecil seperti memagari pantai dari Samudera Indonesia yang maha luas.
itu aslinya takut banget, jadi agak jauhan dikit |
Berada di atas bukit dengan pemandangan yang sangat indah di bawahnya membuat bibir ini tak berhenti mengucapkan kalimat syukur kehadirat Ilahi atas anugerah alam ini.Sungguh Indah tak tertandingi.
Di beberapa spot ada tantangan lain yaitu Paralayang bagi mereka yang memiliki nyali tinggi. Olahraga paralayang banyak diminati oleh para pengunjung dengan landasan di lembah tak jauh dari Pantai Carocok, tentu merupakan pengalaman tak terlupakan meliuk-liuk di udara seperti burung, memamerkan kegagahan sayap mereka dan akhirnya mendarat dengan indah adalah salah satu masa yang tentu sulit dilupakan.
Sayangnya kami harus melanjutkan perjalanan yang tertunda. Akhirnya dengan berat hati kami melambaikan tangan pada Pantai Carocok yang indah itu menuju Kota Padang. Di sepanjang perjalanan masih banyak spot indah lainnya yang hanya dapat kami nikmati dari atas si silver saja. Memori hape sudah full oleh keindahan alam Pesisi Sumatera Barat. Saatnya mencari penginapan agar kami Abah Beny dapat beristirahat begitu juga dengan anak-anak.
lokasi paralayang |
Sampai di Kota Padang jam sudah menunjukkan pukul 14.00 kami mulai googling penginapan yang terjangkau dan nyaman. Cukup sulit juga mencari penginapan di sini karena waktu kunjungan kami kebetulan hari libur akhir tahun tentu banyak sekali hotel-hotel yang telah penuh, beberapa ada yang kosong namun tak sesuai dengan kantong kami. Akhirnya setelah 1 jam mutar-mutar mencari alamat hotel yang digooling, akhirnya ketemu juga di hotel Mariana yang letaknya persis di depan hotel Hambalang (kami mengenal hotel Hambalang karena peristiwa gempa beberapa tahun yang lalu). Alhamdulillah akhirnya kami bisa beristirahat di hotel, anak anak dan suami langsung tertidur karena kelelahan.
Jalan-jalan di Kota Padang, melewati Jembatan Siti Nurbaya
Pukul 17.00 WIB kami mulai jalan lagi menyusuri kota Padang, sayang rasanya sudah jauh-jauh ke sini namun tidak berjalan-jalan melihat sudut-sudut kota Padang. Hmm ternyata kota Padang sangat ramai, beberapa sudut kota terlihat sesak dan penuh dengan warga yang keluar rumah untuk melancong mungkin saja sama seperti kami.
yeaay akhirnya bisa mandi dan lanjut jalan di kota padang |
Pukul 21.00 kami kembali ke Hotel setelah selesai melepas keinginan melihat kota Padang, mencari makan dan solat di mesjid terdekat yang kami temui. Beberapa spot penting yang kami kunjungi selama kurang lebih 4 jam muter-muter kami berhasil mengunjungi Jembatan Siti nurbaya, Dermaga, Pantai Padang, Mall Padang, Balai Kota, Museum. Meskipun hanya sekedar berfoto danmengabadikan keberadaan kami di sana. Belum puas rasanya melihat-lihat kota Padang, namun mata sudah mengantuk akhirnya kami kembali ke hotel.
di taman budaya pusat kota Padang |
ada pelabuhan di tengah kota guys |
Day 2 Go to Bukittinggi
Bukittinggi I am Coming. Destinasi selanjutnya adalah Bukittinggi. Kami meninggalkan kota Padang setelah solat subuh. Tidak sempat sarapan di hotel, kata Abah Beny kita sarapan di mobil saja khawatir nanti di Bukittinggi hujan atau macet perjalanan karena bertepatan dengan hari libur, kalau kita berangkat agak pagi kemungkinan bisa mengeksplore Bukittinggi lebih lama. Akhirnya kami berangkat ke Bukittingi dalam keadaan perut kosong, namun karena bekal makanan masih ada di mobil akhirnya kami sarapan di mobil.
nemu pemandangan begini di jalan menuju Bukittinggi |
Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat indah, beberapa kali menemukan hamparan sawah, sungai kecil, dan air terjun. Belakangan kami mengetahui air terjun itu adalah Lembah Harau. Subhanallah indah sekali tumpahan air dari perbukitan di atas kami terasa hingga ke muka, jendela mobil sengaja di buka agar kami bisa merasakan percikan air yang sejuk.
Di perjalanan kami melewati Padang Panjang daerah seribu satu santri yang banyak terdapat pesantren-pesantren terbaik dan menghasilkan ulama-ulama besar. Kota santri adalah julukan Padang Panjang memang sangat cocok, di perjalanan banyak sekali bus-bus yang mengantarkan calon santri yang akan menuntut ilmu di pondok pesantren Padang Panjang.
Sampai di Bukittinggi pukul 10.30 kami segera mencari rumah makan terdekat untuk makan besar. Abah beny berkeliling mencari rumah makan yang enak di lidah, namun ternyata kami salah masuk rumah makan, rasa masakan tidak sesuai dengan ekspektasi. Hahha kata suamiku, lebih enak masakan Padang yang ada di Bengkulu.
Jembatan Limpapeh, Ngarai Sianok, Benteng Van De Cook, Gua Jepang, Museum Bung Hatta hingga Jam Gadang
persawahan yang sejuk dan inah di Ngarai Sianok |
Luar biasa, begitu indahnya kota Bukittinggi, terlebih lokasi wisata yang saling berdekatan satu sama lain sehingga kita bisa puas mengeksplore beberapa wisata dalam sekali jalan. Apalagi saat turun ke Ngarai Sianok hamparan sawah di sela-sela perbukitan ini sangat indah dan memanjakan mata. Anak-anak terlihat begitu menikamti pemandangan alam yang indah di depan kami.
Saat tiba di jembatan gantung menuju destinasi wisata lainnya di Ngarai Sianok, Abah Beny tidak mengzinkan karena khawatir terhadap cuaca yang tidak bersahabat, akhirnya kami hanya berfoto di jembatan gantung saja. Tapi cukup membuat mata segar melihat pemandangan di sekeliling yang indah.
Yeaay akhirnya ada foto berlima haha |
Pukul 15.00 setelah puas mengeksplore Zoo-nya Bukittinggi akhirnya kami mulai merencanakan melanjutkan perjalanan.
mau ke jembatan gantung tapi gak boleh sama Abah Beny huuu |
Setelah solat Ashar akhirnya kami meninggalkan Bukittinggi menuju Batusangkar. Namun terlebih dahulu kami mampir untuk membeli oleh-oleh khas Bukittinggi di kedai oleh-oleh yang ada di pinggir jalan. Tak sulit menemukan tempat pusat oleh-oleh, toko-toko di sepanjang jalan pulang dari Bukittinggi banyak menjual oleh-oleh yang dapat kami bawa pulang.
lanjut ke Batusangkar |
Beberapa makanan khas Bukittingi seperti keripik Sanjai, keripik delapan, sagon, kacang karamel menjadi incaran kami bahkan terlihat beberapa pengunjung toko oleh-oleh di tempat kami berhenti sampai memborong oleh-oleh berkardus-kardus.
Di sepanjang jalan pulang lalu lintas cukup lancar namun di beberapa titik terdapat kemacetan akibat pasar kaget maupun karena perbaikan jalan. Perjalanan menuju Batusangkar lancar meskipun diiringi gerimis.
Istana pagaruyung Batusangkar
Sampai di Kota Batusangkar tujuan kami adalah mengunjungi Rumah adat legendaris yaitu Istana Pagaruyung. Dari kejauhan terlihat antrean kendaraan menuju istana pagaruyung yang sangat megah dan apik dikelilingi perbukitan disekelilingnya. Halaman istana yang sangat luas menjadi arena bermain anak dan spot berfoto yang cantik.
view dari penginapan di Batusangkar, sayang nya foto-foto di Istana Pagaruyung gak di kamera ini |
Kami melihat-lihat isi dalam istana Pagaruyung dan mengabadikan momen keberadaan kami di dalamnya. Bagian dalam istana diserbu pengunjung yang ingin berfose menggunakan baju adat Sumatera Barat. Bagian singasana raja an permaisuri adalah bagian yang sangat favorit di kunjungi oleh warga.
Tak terasa waktu sudah mulai menunjukkan pukul 18.00 wib langit sudah semakin memerah pertanda magrib segera tiba. Abah Beny mengajak kami kembali melanjutkan perjalanan mencari penginapan terdekat.
Berbekal Googling maka kami mendapatkan penginapan yang kosong. Hampir semua penginapan di Batusangkar penuh dan tidak menerima tamu, beruntung kami mendapatkan penginapan kelas melati yang alakadarnya hehe, tak apalah yang penting malam ini kita bisa beristirahat meregangkan otot yang mulai menegang akibat kebanyakan jalan kaki saat mengeksplor Bukittinggi tadi siang.
sampai di Sawahlunto |
Malam hari perut sudah mulai keroncongan, ternyata di depan penginapan kami terdapat pecel lele. Wah jauh-jauh ke Batusangkar malah ketemu Pecel Lelel hehe. Tak apalah yang penting perut berisi dan tidur nyenyak.
Pagi-pagi ternyata pihak penginapan memberikan fasilitas sarapan lontong sayur, wahh kebetulan nih akhirnya kami segera menghabiskan sarapan dan bersiap melanjutkan perjalanan ke Sawahlunto.
Day 3 Go To Sawahlunto
Setelah membereskan semua pakaian dan perlengkapan ke dalam mobil saatnya melanutkan perjalanan menuju Sawahlunto. Daerah ini sengaja menjadi tujuan kami selanjutnya karena menurut cerita suami, ada tambang bersejarah yang dulu sangat berjasa bagi negeri ini.
Sampai di Sawahlunto kami disambut dengan plang merk Sawahlunto yang sangat besar di jalanan daerah ini adalah kota kecil yang berada di lembah yang sangat indah. Untuk menuju ke Kota sawahlunto kami mesti melalui jalan yang menurun terjal. Tiba di kota kecil Sawahlunto kami segera berhenti di mesjid tua yang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. Mesjid ini memiliki menara yang menjulang tinggi yang dahulunya dilalui oleh rel kereta api. Kereta api di sini adalah kereta api peninggalan zaman Belanda yang mengeksplore kekayaan alam Sawahlunto.
mesjid tua di Sawahlunto |
Sawahlunto memang daerah penghasil tambang batubara tertua di Indonesia. Ada stasiun kereta api kuno yang dibangun oleh penjajah menggunakan tenaga rakyat Indonesia yang dipekerjakan secara paksa. Terdapat museum juga yang dapat Anda eksplore untuk mencatat semua kejadian sejarah yang pernah ada di sana. Tak terbayang berapa ribu nyawa melayang saat membangun rel kereta api yang menembus pegunungan di Sumatera barat hingga sampai ke Pelabuhan Teluk Bayur.
dalam terowongan bawahtanah bekas tambang batubara zaman jepang Sawahlunto |
Selain membangun rel kereta api rakyat juga dipekerjakan secara paksa untuk menggali tambang batubara yang terdapat di perut bumi Sawahlunto. Batubara tersebut diangkut menggunakan kereta api menuju Pelabuhan Teluk Bayur lalu dibawa ke negeri Belanda melalui Kapal laut.
dibelakang itu sisa gerbong kereta api yang masih tersisa |
Sisa-sisa peninggalan penjajah yang mengeruk kekayaan alam Sawahlunto masih ada hingga saat ini. Saat kami mengunjungi museum kami diizinkan untuk melihat kondisi tambang bawah tanah yang sangat mempribatinkan. Tak ada pengaman para pekerja dalam melakukan penambangan, kalau saat ini kita bisa masuk dengan nyaman karena ada blower sebagai pemasok udara ke dalam tambang bawah tanah, namun dahulu saat itu para pekerja hanya mengandalkan udara yang masuk melewati satu pintu saja. Tidak bisa dibayangkan betapa tersiksa nya rakyat yang dipekerjakan saat itu. Apalagi asupan makanan yang seadanya tentu sangat memprihatinkan.
Kami juga berkesempatan mengunjungi gudang ransum yang merupakan gudang makanan dan tempat para wanita memasak makanan untuk kebutuhan para pekerja dan pengurus tambang. Terdapat tempat menanak nasi raksasa dan tungku raksasa yang hanya bisa di angkat oleh lima sampai 6 orang karena besarnya.
Di sana juga terdapat pembangkit listrik tenaga batubara yang merupakan sumber penggerak yang memasok kebutuhan di berbagai perkantoran penjajah saat itu.
Masih di lokasi Gudang ransum juga terdapat museum sains yang dapat dikunjungi oleh para pelajar, disini diperagakan berbagai jenis eksperimen sains yang sangat menarik, berbagai ilusi, ilmu matematika, hingga teknologi kekinian yang sangat menarik untuk dikunjungi.
“Abang rasanya betah, Mi tinggal di sini!” Tutur si Abang antusias.
Memang sangat menarik dan tidak terasa waktu jika berkunjung ke sini. Inilah yang menyebabkan Sawahlunto merupakan destinasi wisata yang tak boleh Anda lupakan.
Setelah puas berwisata sejarah, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi. Kaliini menuju Danau Singkarak. Danau Singkarak adalah danau terbesar yang terletak di Kabupaten Posisi Danau ini unik karena terletak di dua kabupaten. Saat itu waktu menunjukkan pukul 16.00 Kami mampir di salah satu rumah makan dan mencari makan siang di sana. Hehe memang sangat telah ya makan siangnya. Namun memang dari sebelumnya niatnya makan di tepi danau singkarak.
Sajian pais ikan bilih adalah salah stu daya tarik tersendiri di danau singkarak. Kami memilih menu tersebut ditengah sajian menu-menu lainnya yang menggugah selera. Anak-anak juga terlihat lapar dan menghabiskan makannya dengan lahap.
Selesai makan dan berfoto di tepi danau singkarak, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya. Abah Beny berencana mengunjungi beberapa destinasi wisata di Jambi yang akan kami lewati di perjalanan, namun ternyata tidak kesampaian karena waktu berlibur tinggal 2 hari lagi, kalau kami tetap ke Jambi maka mesti butuh waktu 3 hari ke depan agar puas mengeksplore wisata di sana.
Akhirnya rencana berubah. Kami melanjutkan perjalanan menuju Lubuk Linggau dan memutuskan untuk stay satu hari di sana.
Di perjalanan melewati Solok kami disuguhkan dengan pemandangan indah dari hamparan sawah yang menghijau. Sayangnya saat kami melewati daerah Solok cuaca hujan sehingga si Silver tetap melaju menuju Lubuk Linggau.
Saat malam tiba, Abah Beny tetap memutuskan untuk mengendarai si Silver karena mengejar penginapan di Lubuk Linggau. Beberapa kali aku melihat dia mengendarai si Silver dengan kecepatan tinggi, memang sih arus kendaraan sedikit lengang namun tetap saja kami beberapa kali berpapasan dengan truk-truk besar bermuatan berat melintas maupun yang sama tujuannya.
Belakangan aku baru mengetahui bahwa ternyata daerah tersebut rawan aksi kejahatan sehingga kita benar-benar harus tancap gas agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pukul 03.00 WIB dinihari Abah Beny memutuskan untuk berhenti di pom bensin dan meminta kami untuk tidur di dalam mobil sambil beristirahat. Dia mencari warung kopi di arena rest area untuk mengusir kantuk. Kebtulan di sana ada WC umum serta musollah dan air yang cukup bersih sehingga bisa bersih-bersih.
Anak-anak tertidur pulas, aku berusaha beristirahat namun tidak juga bisa. Karena di perjalanan tadi beberapa kali aku terlelap meski pun harus terjaga karena memantau kecepatan si silver yang diluar batas wajar. Hehe,
Perjalanan dilanjutkan saat langit mulai terlihat dan solat subuh sudah ditunaikan di musollah pom bensin, kalau tidak salah daerah ini masih di wilayah Provinsi Jambi dan perbatasan Lubuk Linggau.
Akhirnya kami tiba di Kota Lubuklinggau pada pukul 7.15, tidak sulit mencari penginapan di Kota Lubuk Linggau kebetulan hotel yang dituju letaknya persis di pinggir jalan poros Lubuk Linggau, cukup strategis jika mau beberapa lokasi wisata. Setelah menurunkan tas dan berbagai perlengkapan penting lainnya akhirnya kami bisa beristirahat sejenak di kota Lubuk Linggau. Abah Beny memutuskan untuk mencuci mobil sementara aku dan anak-anak segera membersihkan diri, mandi istirahat dan sarapan.
Ba’da solat Dzuhur saatnya hunting wisata Lubuk Linggau. Ternyata di sini ada beberapa tempat wisata yang biasa dikunjungi oleh warga diantaranya Bukit Sulap, Air terjun Temam, Watervang. Anak-anak begitu antusias saat ke tempat wisata Lubuk Linggau, beberapa tempat akhirnya kami abadikan sebagai kenang-kenangan menginjakkan kaki ke Lubuk Linggau.
landmark kota lubuklinggau di Bukit sulap |
Wisata lubuk linggau yang sempat kami kunjungi antara lain Air Terjun Temam, Bendungan Watervang, dan Bukit Sulap
Besok nya janjian sama Ria teman kuliah di Pasca Unib untuk mengeksplore wisata Lubuklinggau lainnya. Akhirnya kita nemu tempat di Watervang.
jembatan persis di atas air terjun Temam |
view dari bawah air terjun |
Besok nya janjian sama Ria teman kuliah di Pasca Unib untuk mengeksplore wisata Lubuklinggau lainnya. Akhirnya kita nemu tempat di Watervang.
view Kota Lubuklinggau dari Bukit Sulap |
ketemu Ria janjian di Watervang, makasih Ria sudah menemani kami |
Eksplor kota Lubuk Linggau hingga sore hari. Saat makan siang di sinibanyak terdia rumah makan yang terjangkau. Ada Bebek Bakar yang cukup terkenal di sini wah sangat ramai sekali pengunjungnya, bahkan antrian juga cukup banyak sehingga kami harus bersabar menanti giliran.
Ba’da magrib kami kembali mengeksplore Lubuk Linggau dengan mengunjungi Mall di sana, aku lupa Mall apa yang kami kunjungi, kebetulan anak anak memang mintanya main di Mall berhubung dari kemarin selalu eksplore wisata alam, akhirnya kami ke tempat permainan anak di mall dan membeli mainan untuk mereka.
haha, semua ketakutan sama air tuh... |
Pukul 22.00 WIB kami pulang ke hotel dan beristirahat.
Go to Home
Hmm tak terasa sudah 4 hari kami meninggalkan kota tercinta, di hari ke-4 ini rencananya masih ada satu wisata lagi yang akan dikunjungi, janjian dengan Ria teman satu almamater di pasca Unib beliau bersedia direpotkan oleh kami menemani berkeliling di Kota Lubuk Linggau sebelum pulang. Pukul 12.00 kami meninggalkan hotel dan bersiap menuju pulang ke Kota Bengkulu.
akhirnya mandi di Suban Air Panas Kota Curup Bengkulu |
Di peralanan ternyata Abah Beny berubah pikiran, sesampai di kota Curup akhirnya kami mampir di tempat wisata Suban Air Panas, anak-anak meminta mandi di kolam renang. Akhirnya kami turun ke pemandian air panas dan berenang di sana.
Anak-anak sangat senang mandi di kolam pemandian suban air panas dan tak mau beranjak pulang. Namun dengan berat hati akhirnya mereka mau berhenti mandi. Di perjalanan mungkin karena lelah anak-anak pulas tertidur di mobil hingga sampai kembali di rumah.
Huaaahhh itulah pengalaman berharga kami mengunjungi pesisir Barat Sumatera dan mengeksplore tempat-tempat wisata di sepanjang perjalanan. Pengalaman ini sungguh sangat berharga dan kami berharap bisa mengulang kembali perjalanan ke sini.
I love Indonesiaku.
wah asyik sekali bsia menyusuri pantai
ReplyDeleteTempatnya bagus-bagus Mak. Seru sekali ya kompak satu keluarga. Liburan yang menyenangkan.
ReplyDeleteAih keren sekali perjalanan keluarga ini mak. Tempatnya banyak dikunjungi dan bikin mupeng. Ke Padang, Bukittinggi itu impian banget karena mertua dari sana dan belum sempat berkunjung ke keluarga besar. Pengin sekali ke museum bung Hatta, idolakuu.
ReplyDeleteSeru sekali ya jalan2nya bareng keluarga seperti ini sangat menikmati pemandangan dan saya jadi pengen juga kesana ke padang
ReplyDeleteMakasih infonya, jadi kepingin liburan jg
ReplyDeleteSeru banget mba, day 1, day 2 , and day 3 mostly aku sudah pernah karena ada saudara yang dekat situ hehehe
ReplyDeleteWah keren-keren tempatnya. Kuat ya anak-anak diajak menempuh perjalanan sejauh itu berhari-hari.
ReplyDeleteSaya dari kota bengkulu ke bengkulu selatan aja udah mabuk di perjalanan. Pengen banget mudik dari Malang ke Bengkulu bawa mobil, tapi udah kebayang bakal teler di perjalanan.
Wah, setrong bener Abah Beny, Mak. Suamiku tuh lemah kalau diajak traveling kayak gini. Doi prefer duduk manis di kereta atau pesawat daripada nyetir. PAdahal asyik ya, bisa mampir ke mana-mana. Belum lagi destinasi-nya juga kece gini. Berasa bener eksplor alam dan kearifan lokal daerahnya. Seru!
ReplyDeleteperjalanan selama 4 hari 3 malam pastinya penuh cerita menarik ya hahahaha... yang penting mah nyaman selama perjalanan
ReplyDeleteAih senangnya bisa menyusuri Sumatera di berbagai spot spot menarik
ReplyDeleteJujur saja Sumatera ini pulau yang belum kujamah sekalipun
Padahal ada tante di Palembang lho, hehe
Wah pantai-pantainya memesona sekali. Jadi penasaran mau ikutan juga menjelajah pesisir Sumatera Barat.
ReplyDeleteCatatan perjalanannya sungguh menyenangkan..
ReplyDeleteAnak-anak tangguh yaa, kak...
Dikasih booster apakah?
Butuh sekitar 5 harian kira2 ya mbak sekalian pulang pergi. Mana yg dikunjungi wisata yang cukup dikenal juga nih. Kebayang selama perjalanan itu ada yg nggk enak badan atau mabuk perjalanan nggak mbak?
ReplyDeleteKebayang kalau aku udah pusing hehheee 🙈
TFS banyak Mak 😍