Konten [Tampil]
Kenali Trik dan Tips Berasuransi Aman dan Memuaskan
Tiga tahun yang lalu, ada kejadian yang sedikit memilukan tepatnya saat salah satu family terdekat mengabarkan tentang nasib asuransi yang kami ikuti.
Keinginan berasuransi sebetulnya memang keinginan ku, Apa yang ada di benakku saat itu adalah, betapa senangnya jika memiliki dana cadangan saat anak-anak memasuki usia sekolah tinggi kelak. Apalagi estimasi biaya pendidikan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Kami bersama-sama menghitung bila zaman anak aku kuliah nanti kemungkinan biaya pendidikan saat masuk.
Berkat cerita dan pengalaman salah satu keluarga yang sekaligus agen salah satu perusahaan asuransi maka aku memutuskan untuk bergabung dengan salah satu asuransi dan memenuhi segala kewajiban dalam akad yang di sepakati. Setiap bulan aku selalu menyetorkan sejumlah angsuran asuransi yang besarannya adalah Rp 500.000,-
Setahun, dua, tiga tahun berlalu hingga anakku yang kedua memasuki usia pra sekolah saat itu seingatku usianya 5 tahun. Datanglah kabar tidak mengenakkan dari family yang merangkap sebagai agen asuransi tersebut. Beliau meminta mengisi blangko usulan pencairan karena perusahaan akan tutup.
Aku cuma melongo tak percaya sambil tetap memenuhi permintaannya, melengkapi berbagai surat menyurat untuk dilampirkan bersamaan dengan blangko isian permintaan pencairan tersebut.
Kami berdua pergi ke kantor cabang perusahaan asuransi tersebut di kotaku. Tak disangka di kantor telah banyak nasabah serupa denganku yang mengisi blangko isian permintaan pencairan.
Ada beberapa point yang kutangkap saat membaca pengumuman resmi di kantor, Perusahaan ditutup oleh pemerintah karena pailid dan pihak pengelola harus mengembalikan dana nasabah yang telah terkumpul.
Setidaknya ada rasa senang membaca pernyataan tersebut, kemungkinan uang kami kembali ada titik terangnya dengan catatan harus mengajukan permohonan pencairan kepada perusahaan asuransi tersebut.
Setelah melengkapi semua surat-surat yang diperlukan, seluruh administrasi pencairan tersebut akhirnya aku kumpulkan ke kantor asuransi atas bantuan dari family tadi.
Sebulan, dua bulan, berganti, lalu sampai di tahun pertama penantian pencairan uang asuransi nyaris tak ada kabar berita. Bahkan terakhir aku dan family mendatangi kantornya ternyata plang merk kantor sudah tidak ada. Bekas kantor asuransi pun telah berganti menjadi rumah makan padang.
Ngilu hati rasanya, membayangkan nasib uang tabungan asuransi yang telah terkumpul selama kurang lebih 5 tahun ini. Dan hingga saat ini tak ada kabar berita yang kudengar dari asuransi tersebut.
Ya sudahlah, akhirnya aku mengikhlaskan saja uang tersebut karena tidak tau harus mengadu kemana. Anggap saja cara Allah mau menegur kami yang telah lalai dalam mengelola keuangan, atau bisa jadi cara Allah untuk mengambil sebagian harta kami karena kurang infak.
Beberapa tahun kemudian ketika aku berdiskusi dengan teman sekantor, yang sedang dirundung musibah, waktu itu beliau dan anaknya harus di rawat di rumah sakit, ia bercerita bahwa biaya rumah sakit yang harus ia keluarkan ternyata sudah ditalangi oleh pihak asuransi tempatnya bergabung.
Tidak berhenti sampai di situ ia bercerita, bahwa ada jaminan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya apabila menginap di rumah sakit. Seingatku ia dan anaknya selama 10 hari dirawat di rumah sakit tanpa mengeluarkan biaya sepersenpun artinya telah ditanggung oleh phak asuransi tempatnya bergabung.
Cerita lainnya yang aku dapatkan dari teman, bahwa ia cukup terbantukan dengan adanya asuransi pendidikan yakni ketika mau mendaftarkan anaknya masuk ke sekolah impian, hampir seluruhnya bisa tertutupi oleh asuransi.
Yah, aku cuma menghela nafas panjang. Rezeki sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Mungkin rezeki mereka ada di asuransi tersebut, namun tidak bagi diriku,
Atas kejadian ini setidaknya ada beberapa hal yang aku ambil pelajarannnya dalam berasuransi.
Niat
Niat merupakan ujung tombak dari sebuah pekerjaan dan impian. Jangan pernah mendahului kehendak Yang Maha Kuasa. Berasuransi janganlah meniatkan meragukan kuasa Ilahi. Seperti yang terjadi pada permulaan aku bergabung di asuransi dengan alibi bisa menjamin baiaya pendidikan anak-anak di masa yang akan datang. Tentu pernyataan ini adalah sebuah kalimat keraguan akan Kuasa Ilahi. Jangan pernah meniatkan bahwa pendidikan dan masa depan anak-anak bisa terjamin dengan mengandalkan asuransi. Masa depan anak-anak adalah kuasa Ilahi, dan kita orang tua adalah perantara rezeki mereka. Tugas kita adalah memenuhi kewajiban dan selalu berikhtiar untuk kehidupan mereka. Kalau kita takut anak-anak tidak mendapatkan jaminan pendidikan lalu masuk asuransi ini adalah niat yang salah. Maka niatkanlah menabung, dan berhemat. Serahkan sepenuhnya masa depan anak kepada Yang Maha Punya Kuasa.
Pelajari Sistemnya
Ketika memutuskan bergabung dan memilih asuransi maka mempelajari sistemnya, Lihat rasio bagi hasilnya, lalu bandingkan dengan investasi lainnya. Apabila tidak masuk akal, maka bolehlah kita pelajari ulang, teliti sebelum memutuskan untuk bergabung adalah cara untuk meminimalisir kemungkinan kita akan kecewa terhadap sistem asuransi tersebut.
Ada banyak perusahaan asuransi yang menawarkan keuntungan yang berlipat, kita tidak tahu kemana dana nasabah dipergunakan, apabila pemilik dan pengelola perusahaan memiliki kredibilitas yang baik, minimnya kasus-kasus tentang keburukan para pengelolanya, lalu sistem pembagian yang transparan tentu bukanlah alasan kita menolak untuk bergabung, apalagi ada komunikasi dua arah antara perusahaan dan nasabah yang cukup mudah, jelas dan transparan sudah barang tentu merupakan daya dukung dan kepercayaan nasabah terhadap perusahaan asuransi tersebut.
Komunikasi dengan agen dan upline
Di era moderen saat ini, sudah bukan rahasia lagi jika antar nasabah maupun agen bisa menjalin komunikasi dua arah. Hal ini memungkinkan terciptanya komunikasi yang baik, jika ada keluhan nasabah maupun masalah-masalah di perusahaan bisa didiskusikan dan dicarikan jalan keluar sedini mungkin. Bisa saja apabila antara nasabah telah tercipta komunikasi dua arah akan menjadikan presure bagi pihak perusahaan agar tidak semena-mena terhadap hak-hak para nasabah.
Mendokumentasikan bukti fisik
Kita harus memiliki arsip-arsip terkait dengan transaksi-transaksi yang telah dilakukan, misalnya bukti penyetoran, perjanjian, polis maupun berbagai surat-surat penting lainnya agar di kemudian hari tidak terdapat kesalahpahaman dan kesimpangsiuran data antara rekapan data transaksi pada perusahaan dengan yang kita miliki. Apabila setoran asuransi dilakukan via e-banking, mobile banking maupun via atm dan transaksi non tunai lainnya ada baiknya segera meminta print out dan menyimpannya. Memang di zaman serba digital saat ini semua bukti-bukti transaksi memiliki rekaman di sistem komputerisasi bank yang kita miliki namun tak ada salahnya jika ingin menambah bukti fisik kan.
Tuntaskan permasalahan pribadi terkait dengan denda dan keterlambatan
Dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pihak asuransi, jika nasabah mengalami keterlambatan memang tidak terhitung denda maupun kewajiban untuk membayar di luar angsuran, namun tetap saja setiap perusahaan asuransi memiliki aturan yang terkait kedisiplinan nasabah misalnya akan di potong ketika pencairan, atau jumlah tabungan di kurangi dan sebagainya, sehingga untuk menghindari itu baiknya nasabah segera menuntaskan masalah-masalah yang nantinya akan menjadi bomerang buat kita sendiri.
Inilah yang wajib diketahui oleh kita ketika memutuskan untuk berasuransi mengetahui Trik dan Tips Berasuransi Aman dan Memuaskan agar terhindar dari segala kekecewaan berasuransi.
Orang tua saya juga punya pengalaman serupa, Mbak. Dana Asuransi buat sekolahku katanya. Jaman dulu asuransi belum sebanyak sekarang, jadi sebuah asuransi yg udah tenar jadi pilihan. Tp qadarullah yaa... Belum rejeki dipake buat sekolah, asuransinya entah kemana 😊
ReplyDeleteiyah, insyalaah Allah menjamin rezeki anak-anak
DeleteKomplit nih trik dan tipsnya. Makasih atas informasinya mbak :)
ReplyDeletesemoga kita semua tidak mengambillangkah yang salah ya
DeleteMakasih sharingnya mbak. Sy blm berani ikut asuransi. Ya udah saya asuransikan aja pada Allah swt
ReplyDeleteYa, serahkan sepenuhnya kepada Allah
DeleteHrs bnr2 pilih asuransi yg Perusahaanya bnr2 trjamn mba bnr bngt tipsnya
ReplyDeletebener banget kalau gak jeli bisa jadi pengalaman pahit seperti aku
DeleteMasalah asuransi agaknya saya gak bisa berkomentar banyak.
ReplyDeleteKarena keluarga inti kami gak ada yang menggunakan jasa tersebut.
Heuuheuu~~
Tapi tipsnya bisa digunakan bagi yang ingin berasuransi sehat dan cerdas.
alhamdulillah
DeleteAku pakai asuransi untuk pendidikan anak dan alhamdulillah aman. Makasih tipsnya mba
ReplyDeletealhamdulillah
DeleteEntah kenapa kalau bilang mau nawarin asuransi kebanyakan orang sudah ilfil duluan ya, hehehe
ReplyDeletekhawatir ya, karena banyak penipuan
DeleteTrims ulasannya mbak Yurmavita, kebetulan saya ingin buka asuransi cuma masih bingung mau pakai apa. Yg pasti sih kepengennya yang syariah ya buat jaga2 gtu... TFS
ReplyDeletekenali perusahaannya dan segala resikonya
DeleteSegala bukti transaksi terkait asuransi mmg hrs diarsip dg baik ya, penting buat urus2 atau klaim nantinya
ReplyDeletebetul banget mba Noe
DeleteOrangtuaku jg ikutan, Teh, dulu dan sekarang memang sudah beda. Saat ini sudah banyak asurani, sehingga kita tinggal milih. Untuk tahu infonya tinggal googling, beda dengan dulu ya..
ReplyDeleteTrack record penting ya karena asuransi sifatnya long term
ReplyDeletebener bertahun tahun
Deleteasuransi dapet kaloa da yang di korbankan huhu
ReplyDeleteTerimakasih tips2 ny mbak . . .
ReplyDeletePaling rajin suamiku yang urus asuransi, aku biasanya males urusan tetek bengeknya yang ribet.
ReplyDelete