Konten [Tampil]
Selama berpuasa Umat Muslim betul-betul harus menjaga agar
pahala puasa tidak berkurang, oleh karena itu menghindari segala sesuatu yang
membatalkan puasa wajib dilakukan saat berpuasa. Namun betapa sayangnya Allah
SWt kepada umatnya, Meskipun dalam keadaan berpuasa tetap diberikan
keringanan-keringanan (rukhshah) yang boleh dilakukan. Keringanan ini telah
dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW.
1.
Keringanan bagi wanita
Hamil dan menyusui
Keringanan yang pertama diberikan kepada
orang hamil dan menyusui. Wanita hamil dan menyusui boleh berbuka puasa ketika
bulan Ramadhan apabila dia khawatir puasanya akan menyebabkan gangguan pada
janin dan bayinya. Ibu hamil membutuhkan
banyak tenaga dan nutrisi yang penting bagi janin yang dikandungnya. Oleh
karena itu bisa saja dia berbuka sepanjang ia menghawatirkan kondisinya yang
akan lemah apabila berpuasa.
Begitu juga bagi ibu yang sedang menyusui.
Kebutuhan nutrisi yang banyak bagi bayinya lewat kandungan ASI apabila
dikhawatirkan dapat mempengaruhi jumlah ASI yang keluar boleh saja berbuka
puasa ketika Bulan Ramadhan.
“Dari Anas bin Malik Al-Ka’bi, bahwa Rasulullah saw bersabda ; “ Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla meringankan bagi musafir puasa dan separo dari shalat; dan bagi wanita hamil dan menyusui (Ia meringankan) puasa.” (H.R At-Tirmidzi)
Ibu
hamil dan menyusui menurut Ulama Imam Syafi’I yang berbuka puasa ketika bulan
Ramadhan wajib mengqada (mengganti) puasanya di kemudian hari.
2.
Keringanan bagi Orang
lanjut Usia
Bagi orang tua yang telah udzur, yang tidak kuat lagi untuk
berpuasa maka Allah memberikan keringanan untuknya boleh berbuka ketika Bulan
Ramadhan. Seperti yang di jelaskan dalam hadits :
“Orang yang sudah lanjut usianya dan wanita yang tak mampu berpuasa. Maka bolehlah ia memberika makan.”
Orang
tua yang telah udzur, sakit-sakitan diringankan untuk tidak berpuasa, karena ia
tidak memiliki tenaga untuk berpuasa, sakitnya akan bertambah apabila ia
memaksakan diri berpuasa. Apabila di rumah kita ada orang tua, ayah, ibu, kakek
atau nenek yang telah sepuh maka bolehlah ia berbuka ketika siang hari Bulan
Ramadhan karena jelas Allah memberikan keringanan kepadanya.
Apalagi dalam kondisi sakit, orang tua membutuhkan banyak
asupan makanan serta obat-obaatan untuk menyembuhkan sakitnya. Maka tidak
diwajibkan kepadanya untuk berpuasa.
3.
Mencicipi Rasa Makanan
Ibu-ibu yang sedang memasak biasanya mencicipi masakannya untuk memastikan apakah rasanya
sudah pas atau ada yang kurang. Ketika sedang berpuasa menurut hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas boleh saja
wanita yang ingin mencicipi masakan asal tidak melewati kerongkongan atau
tertelan. Namun apabila ia meraa khawatir dengan puasanya menghindari dari rasa
masakan itu juga lebih baik.
Dari ibnu Abbas :
“Tak apa bagi wanita yang ingin mencicipi rasa cuka atau apa saja yang akan dibeli”artikel terkait : Hindari 7 Hal yang membatalkan puasa menurut Hadits
4.
Celak dan Tetes Mata
Dalam pandangan sebagian ulama, tidak ada
satupun hadits yang membicarakan tentang boleh atau tidaknya pemakaian celak
pada saat berpuasa serta hukumnya namun dalam Fiqih Sunnah Sayid Sabiq
memaparkan tentang pemakaian celak dan tetes mata boleh saja dilakukan karena
mata bukanlah rongga yang tembus sampai perut. Hal ini juga dijelaskan oleh
ulama Madzhab Syafi’i.
5.
Injeksi
Dalam keadaan tertentu kita terpaksa melakukan injeksi untuk
pengobatan suatu penyakit, maka injeksi yang dilakukan kepada orang yang dalam
keadaan berpuasa tidaklah membatalkan puasanya. Namun ada beberapa injeksi yang
terasa sampai ke kerongkongan maka berhati-hatilah jatuh hukum makruh melakukan
injeksi ketika berpuasa.
6.
Mandi
Hukum mandi ketika berpuasa boleh
dilakukan. Hal ini didasarkan pada hadist :
“Dan dari Abu Bakar bin Abdurrahman, dari seorang lelaki sahabat Nabi saw. Ia berkata: “Saya pernah melihat Nabi Saw mengucurkan air ke atas kepala beliau agar jangan kepanasan ketika beliau sedang berpuasa.” (H.R Abu Daud, Ahmad dan An-Nasa’i)
Mandi ketika siang hari dapat mengurangi
rasa panas pada tubuh, Dalam hadits ini dibolehkan mandi ketika sedang
berpuasa, tidak mengapa jika badan terasa gerah dan panas untuk mandi. Namun
dalam Madzhab Hanafiah memakhrukhkan mandi bagi orang yang sedang berpuasa.
7.
Berkumur dan IstinSyaq
Adapun berkumur boleh dilakukan ketika
berpuasa asal tidak berlebihan. Berlebihan yang dimaksudkan adalah berkumur
yang dialkukan berulang ulang sehingga secara tidak sengaja tertelan air
meskipun sedikit. Untuk itu ketika berkumur-kumur hendaknya dilakukan
berhati-hati agar tidak ada air yang tertelan sehingga merusak pahala puasanya.
Sedangkan Istinsyaq yakni memasukkan air ke
dalam hidung tidaklah membatalkan puasa namun sama halnya dengan berkumur,
istisqa hendaknya dilakukan hati-hati sehingga tidaklah merusak pahala
puasanya.
nah aku masih ga bisa untuk cicipi rasa mba jadi klo masak biasanya aku masak setelah tarawehan makannya maleman klopun masak sore biasanya sebangsa tajil kolak, gorengan, sop buah yang sdh yakin rasanya ya begitu hehehehe
ReplyDeleteHehe..Kalau kita bisa menghindarinya itu lebih diutamakan
Deletemeskipun ada keringanan berpuasa utk busui, tapi sayang juga kalo ditinggalin ya mbak, inget bayar hutangngnya hehe
ReplyDeleteThanks mba Yurma, sudah diingatkan mengenai 7 keringan ketika berpuasa.
ReplyDeleteMeski bolah absen, tetap kudu bayar dong ya :-D
Alhamdulillah telah membantu menginformasikan mba. Mencicipi memang bisa asal jangan kebablasan makan. Hehe
ReplyDeleteAku lagi menyusui mba. Alhamdulillah di hari pertama berhasil n tetap fit. nah selanjutnya mulai tumbang plus si baby diare.. walhasil ga puasa lg. tp masih mau nyoba juga sih hehe..
ReplyDeletekalau nyicipin makanan biasanya tak lepeh lagi kalau kira2 udah kerasa pas, hihii..semoga puasanya tetap sempurna ya..aamiin
ReplyDelete