Konten [Tampil]
Jalur lintas Barat Sumatera (JLB) yang melalui pesisir pantai barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia penting diprioritaskan dalam rangka percepatan proses pembangunan daerah. Jalur ini melewati 3 provinsi penting yakni Provinsi Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat.
Destinasi Wisata Sepanjang Jalur Pesisir Barat
Ada banyak sekali objek vital yang dilewati oleh jalur ini setidaknya ada beberapa spot penting yang dapat menjadi sumber PAD. Destinasi tersebut menarik perhatian pengunjung sudah sejak lama meski belum sepenuhnya mendapat perhatian yang mendalam dari pemerintah.
Dalam perjalanan saya bersama keluarga akhir tahun lalu melewati Pesisir Barat dari Bengkulu menuju Sumatera Barat banyak sekali wisatawan melancong melewati jalur ini menuju beberapa titik. Setidaknya dalam pengamatan saya lebih dari lima titik penting kunjungan wisatawan ke jalur ini. Mulai dari Provinsi Bengkulu Pantai Kaur, Pantai Panjang, Pantai Lais, Pantai Batung Bandaro, Sumatera Barat, Pantai Padang, Pantai Pesisir, dll.
Pantai Panjang Bengkulu |
Pantai Lais Bengkulu Utara |
Pantai Carocok Painan |
Pantai Padang |
Daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri begitu banyak sehingga sayang kalau potensi ini disia-siakan saja.
Ketimpangan Pembangunan Infrastruktur
Kerusakan jalan di jalur lintas Barat Pesisir Sumatera terdapat di beberapa titik. Setidaknya menurut pengamatan saya kerusakan terjadi di sepanjang jalur Lintas Barat Pesisir Sumatera dari Bengkulu Utara hingga ke arah Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Pesisir Selatan, hingga Painan. Kerusakan jalan meliputi lobang-lobang pada jalan poros, Pasar Kaget, hingga sempitnya badan jalan ketika dilalui kendaraan yang berpapasan. Akibatnya banyak wisatawan enggan melewati jalur ini dan memilih jalur Lintas Sumatera yang melewati Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dan Lampung.
Perbedaan paling nyata terjadi pada jalur lintas Barat Sumatera yang melewati provinsi Sumatera Selatan, Lubuk Linggau, Lampung pembangunan infrastruktur jalan di jalur ini cukup pesat padahal wisata yang melewati jalur ini tidak sebanyak potensi wisata yang ada di jalur lintas Barat berbatasan Langsung di samudera Hindia. Ketimpangan ini bisa saja akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi kerakyatan menjadi terhambat dan lambat.
Wisatawan menjadi enggan berkunjung karena akses jalan tidak mulus. Dampaknya akan terasa terjadi penurunan PAD yang didapat dari sektor wisata.
Sayang sekali bukan? Padahal sumbangan PAD dari sektor wisata menjadi penyumbang terbesar sebagai pemasukan kas daerah. Untuk itu sangat dibutuhkan perhatian dari pemerintah akan akses jalan ini.
Lalu lintas perjalanan barang dan wisatawan memang lebih banyak di lintas tengah namun bukan berarti hal ini menjadi alasan pemerintah untuk tidak memperhatikan pembangunan infrastruktur jalan di lintas pesisir.
Keberadaan Usaha Mikro Pendorong Laju Pembangunan
Konsentrasi kegiatan perekonomian yang merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur jalan lintas tengah terlihat cukup pesat. Hal ini dapat terlihat dari sektor UMKM yang kian menjamur di jalur ini.
Efek pembangunan infrastruktur ini hendaknya juga dilakukan di central- central wisata pada jalur lintas pesisir, banyak sekali sektor UMKM yang akan berkembang jika pembangunan sektor ini diprioritaskan. Setidaknya sektor kuliner, handmade, travel, toko kelontong, bengkel, toko bangunan telah berdiri di sepanjang jalan pesisir pantai barat Sumatera.
Keberadaan usaha kecil ini sangat penting sebagai penyumbang PAD, namun pertumbuhan sektor riil yang tidak dibarengi dengan pembangunan infrastruktur akan akan menjadi bumerang untuk usaha kecil tersebut. Lama kelamaan usaha akan meredup dan akhirnya gulung tikar karena pelancong enggan melalui tempat wisata yang akses jalannya terbengkelai.
Pusat Hand made di Lokasi Wisata |
Secara kasat mata peran masyarakat sudah demikian penting dalam akselarasi pembangunan. Banyak pedagang dan home industri yang memegang peranan penting dalam membangkitkan geliat wisata di sepanjang jalur pesisir ini. Pedagang kecil, rumah Industri maupun minimarket banyak bermunculan di lokasi wisata sebagai pertanda geliat pertumbuhan ekonomi rakyat kecil.
Pusat Oleh-oleh khas daerah di lokasi daerah |
Faktanya, masyarakat di sekitar destinasi wisata sudah melakukan upaya dalam membangkitkan Geliat wisata, Dalam pengamatan penulis disepanjang jalan menuju akses wisata melewati pesisi barat Sumatera sudah terdapat beragam usaha kecil. Usaha kecil tersebut tumbuh murni dari masyarakat kecil tanpa bantuan dari pemerintah.
Kendati demikian apabila animo masyarakat yang kian menggeliat tidak didukung dan ditanggapi oleh pemerintah dalam hal ini dinas pekerjaan umum akan menguburkan harapan masyarakat. Oleh karena itu peran pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur menuju akses wisata di sepanjang pesisir diharapkan dapat sesegera mungkin direalisasi. Agar geliat ekonomi yang telah ada saat ini semakin menapakkan taringnya sehingga Wisata Indonesia 2020 semakin nyata terealisasi.
Masih banyak kesenjangan ya soal pembangunan pust dan daerah mbak. Padahal objek wisata di daerah juga sebenarnya potensial buat menarik wisatawan...
ReplyDeleteObjek wisata darah tidak kalah menarik dibandingkan dengan pusat. Mesti pembenahan lebih lanjut
DeleteMalah kalau di daerah lebih menarik dan unik biasanya ya :D
DeleteKalau sarana dan prasarana baik, perekonomian pun akan meningkat. Itu pemicu kesejahteraan warga meningkat...
ReplyDeleteSemoga Indonesia segera merata pembangunannya...
Di daerah masyarakat menanti pembangunan, semoga segera berbenah ya.
Deletesemoga lewat postingan ini bisa jadi penggerak utk meningkatkan pembangunan di daerah ya mbak
ReplyDeleteSemoga ya mba, soalnya daerahku butuh banget msih banyak jalan berlubang menuju objek wisata.
Deletebener banget..untuk daerah wisata gini harus ada kerjasama antar apemerintah dan masyarakat...saling mendukung gitu..apalagi banyak tempat wisata..bisa menaikan ekonomi rakyat juga kan..
ReplyDeleteInfrastruktur itu kayanya masalah yang paling jelimet ya. Jalanan rusak itu nyaris selalu ada di jalan lintas provinsi. Eh tapi aku kaget banget waktu ke Sumatra Barat tahun lalu. Padang ke Bukittinggi nyaris ga ada jalanan rusak. Padahal di pulau Jawa jalanan rusak dimana-mana
ReplyDeletePenjagaan infrastruktur juga masih menjadi PR buat kita semua mba. Suka sedih gitu, udah dbangun tp kemudian dg mudahnya dirusak.
ReplyDeleteInfrastruktur kalau bagus, potensi wisata semakin berkembang ya mba
ReplyDeleteSaya jg thn kmrn ke Bengkulu lewat jalur sisir pantai barat Sumatera. Di bbrp titik mmg masih jelek
ReplyDeleteDari tahun ke tahun, sebenarnya Indonesia selalu melakukan perbaikan maupun pembangunan infastruktur. Sayangnya, dalam proses pembangunan banyak terjadi kejadian "kecolongan dana" sehingga pembangunan memang tidak maksimal.
ReplyDeleteUntuk sektor pariwisata, saya rasa pemerintah masih terkesan kurang serius dalam mengelola spot wisata sehingga masih banyak masalah ketika kita ingin berkunjung, dan masalah umum yang sering terjadi itu jalan rusak.. yup semoga ini bisa dituntaskan oleh pemerintah, bukan hanya menjadi pr yg tak kunjung di selesaikan
Infrastruktur sangat penting dalam mendukung industri pariwisata. Semoga tak lama lagi jalur barat Sumatera jadi lebih bersahabat untuk wisatawan dengan demikian ekonomi rakyat pun tumbuh dengan baik
ReplyDeleteibu ikut juga lomba GPR blog ya? chindy ikut juga tapi dari tadi belum nemu nama chindy di kolim tulisan peserta mungkin waktu daftar ada kesalah daftar:D
ReplyDelete