Konten [Tampil]
Setelah menikmati wisata di Painan, Kota Padang, dan Bukittinggi, perjalanan selanjutnya kita menuju Batusangkar. Batusangkar merupakan kabupaten yang terletak di sebelah utara Kota Padang atau di sebelah timur Kota Bukittinggi. Memiliki keistimewaan yaitu wisata Budayanya.
Istana Basa Pagaruyung
Memasuki kawasan Kabupaten Tanah Datar
Masih menggunakan peta dari Google map sebagai penunjuk jalan serta papan hijau yang terpasang di pinggir jalan sebelum persimpangan. Kami segera menyetel Google map terus Direction View dari Bukittinggi menuju Batusangkar. Tara.. Muncullah tanda biru yang merupakan arah yang harus kami lalui. Suamiku meminta untuk memperbesar skalanya agar bisa melihat persimpangan persimpangan yang dilewati.
Suasana sedikit senyap cuma suara musik Upin ipin yang menemani perjalanan kami. Ternyata anak-anak sudah tertidur akibat kelelahan. Oleh Suamiku musik segera di ganti dengan aliran favorite nya. Maklum sepanjang perjalanan selalu mengalah dengan kehendak kurcil kurcil nggemesin di belakang.
Setelah melewati Kabupaten Padang Panjang kita akan melewati kawasan persawahan nan cantik, tofografi persawahan di daerah ini sedikit berbeda dengan daerah Painan atau daerah pesisir. Karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Kondisi persawahan lebih mengandalkan aliran air dari dam buatan. Petak petak Sawah dibuat bertingkat tingkat mengikuti kontur tanah.
Kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya tiba Juga di Kota Batusangkar. Ternyata Batusangkar ramai juga dikunjungi wisatawan. Beberapa penginapan yang kami hubungi sudah full, mungkin efek liburan akhir tahun.
Baca Juga Wisata sejarah di Sawahlunto
Istana Basa Pagaruyung
Kota Batusangkar menawarkan kawasan wisata sejarah yaitu Istana Basa Pagarruyung. Letaknya kurang lebih 15 menit dari pusat kota. Kami sampai di sini sekitar Pukul 17.30 WIB. Rintik hujan menemani perjalanan kami menuju Batusangkar.
Lokasi : Halaman Depan Istana Basa Pagaruyung
Lokasi : Halaman Depan Istana Basa Pagaruyung
Pengunjung dari berbagai daerah terlihat memenuhi kawasan Istana untuk memasuki Istana kita akan dimintai karcis senilai 10.000 Untuk dewasa dan 8000 untuk anak-anak. Meskipun menjelang maghrib wisatawan yang banyak berasal dari luar daerah belum terihat beranjak dari halaman Istana.
Menurut cerita pengemudi kereta yang digunakan untuk berkeliling Halaman Istana Basa Pagaruyung bangunan istana sebetulnya sudah direnovasi namun bentuk dan arsitektur bangunan masih tetap sama seperti aslinya. Pengunjung masih bisa menikmati bangunan asli yang terletak disamping bangunan istana.
Di dalam Istana banyak terdapat koleksi benda-benda yang dipakai oleh Rajo Pagaruyung, Pengunjung diperbolehkan memotret dan melihat-lihat koleksi. Yang menarik adalah pengunjung bisa menyewa baju-baju adat yang ada di dalam istana untuk keperluan dokumentasi. Terlihat banyak sekali pengunjung yang mencocokkan diri menggunakan baju adat Minang.
Baca Juga : Wisata Alam ke Sumatera Barat
Di lantai dua dan lantai tiga merupakan tempat koleksi baju-baju adat Minang dan ruang ganti bagi pengunjung yang ingin menyewa pakaian adat.
Ruangan yang besar terdiri dari beberapa fungsi antara lain: Bilik Bundo Kanduang merupakan tempat permaisuri raja. Bilik ini terbilang megah diantara bilik lainnya, kain bercorak khas Pagaruyung menjuntai dari pelapon hingga ke lantai yang tingginya kurang lebih 20 meter.
Menurut cerita pengemudi kereta yang digunakan untuk berkeliling Halaman Istana Basa Pagaruyung bangunan istana sebetulnya sudah direnovasi namun bentuk dan arsitektur bangunan masih tetap sama seperti aslinya. Pengunjung masih bisa menikmati bangunan asli yang terletak disamping bangunan istana.
Senja di halaman Istana Basa Pagaruyung
Di halaman Istana Pagaruyung
Lokasi : Tangga menuju Pintu Utama (Si Adek lagi rewel ceritanya...)
Baca Juga : Wisata Alam ke Sumatera Barat
Di dalam Istana Basa Pagaruyung biasanya sebagai tempat para tamu istana
Ruangan yang besar terdiri dari beberapa fungsi antara lain: Bilik Bundo Kanduang merupakan tempat permaisuri raja. Bilik ini terbilang megah diantara bilik lainnya, kain bercorak khas Pagaruyung menjuntai dari pelapon hingga ke lantai yang tingginya kurang lebih 20 meter.
Tempat permaisuri dan raja duduk tidak seperti kebanyakan raja raja yang kita kenal, mereka duduk diatas dudukan semacam bantal berukir benang emas. Tidak ada kursi maupun singgasana di sana. Namun tempat panduka raja duduk dibuat agak tinggi dibandingkan lantai lain nya.
Di belakang istana ada bangunan lagi yang di rancang oleh pemda setempat sebagai tempat wisata. Terlihat tangga-tangga menuju puncak bukit tempat beristirahat pengunjung.
Di belakang istana ada bangunan lagi yang di rancang oleh pemda setempat sebagai tempat wisata. Terlihat tangga-tangga menuju puncak bukit tempat beristirahat pengunjung.
Di pelataran istana terdapat beberapa permainan untuk putra putri Anda. Jagoanku yang kecil meminta untuk mengendarai mobil mobilan, Sementara suami dan Kakak kakaknya lebih memilih menikmati pemandangan Istana Baso pagarruyung.
Lokasi : Halaman Istana yang ramai di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah
Hari sudah sore, terlihat gurat kelelahan di wajah suamiku, ia menawarkan untuk menginap di Batusangkar. Okelah kalau begitu, aku berfikir kalau dipaksakan melanjutkan perjalanan setelah ini akan berakibat tidak baik akibat kelelahan. Kami memutuskan untuk mencari penginapan di Batusangkar.
Sebenarnya masih banyak sekali yang ingin digali di sini namun karena sudah keburu maghrib akhirnya kami menuju pusat kota dan bermalam di sana. Masalah penginapan tidak perlu khawatir sebenarnya hotel banyak di sini. berhubung kami berkunjung ketika musim liburan sehingga beberapa hotel sudah penuh. Akhirnya setelah kesana kemari mencari penginapan baik melalui Si Mbah Google maupun plang merek yang terlihat di jalan yang kami lalui akhirnya ketemu juga hotel kelas melati. Ga apalah yang penting bisa mengistirahatkan badan.
Setelah sampai di penginapan anak-anak sudah rewel kelaparan. Beruntung di depan hotel ada tempat makan ala-ala resto gitu deh, eh taunya disini muraaah banget lho... ajiib deh... kalau diukur dengan porsi makan di Kota Padang sih bisa setengahnya tau. Anak-anak gak bisa lepas dari yang namanya Lele Goreng hahaa. Oke deh, ga di Padang, Bukittinggi, sampai rumahpun kalau ada menu Lele Goreng yang lain lewaaat.
Makan malam di Batusangkar. Uenak tenaaan...
Esok harinya kami bersiap-siap melanjutkan trip selanjutnya yaitu Wisata Sejarah ke Sawahlunto . Oke terimakasih sudah mengikuti perjalanan kami.
mbak, Batusangkar ini sebenernya kampung halaman alm.ibuku lho, tapi sama sekali aku belum pernah ke sana. Indah bgt ya :)
ReplyDeleteOiya..lia sendiri dimana tinggalnya? Batusangkar terkenal dg kota Budaya nya.
DeleteWah... Batu Sangkar ternyata bagus ya. Sayang di atas bis waktu itu. Tapi benar sih kata teman, alam Sumatra sungguh elok di mata
ReplyDeleteIni postingan pas liburan mba. Hehe ga nyangka bisa balik sini lg.. Yah, kapan lagi kita ketemu ya mba Susi? Hiks..keingat pertemuan yg sejenak ..
DeleteAaaaaak aku pernah ke sini, terus didandanin pakek baju adat juga, suntiangnya beraddd banget huhu
ReplyDeleteIya..mba kemarin ke sana pas pulang ditaanyain mana foto pake baju adatnya haha..malu inget umur ..
DeleteWuih keren banget, pengen deh kesana
ReplyDeleteiya keren banget..pantes deh kalau subar menjadi daerah budaya.
Deletecantik Istana Basa Pagaruyungnya, belom pernah ke padang sih :D
ReplyDeletesemoga suatu saat bisa kesana. aminn
cANTIK-CANTIK...
DeleteIngin rasanya bisa main ke sana. Melihat rumah-rumah Gadang yang megah dan menikmati kulinernya.
ReplyDeletePernah ke sini... tapi udah lama bangeeet! Kayaknya ngga banyak berubah malahan, ya :). Jadi kangen sama istana kece ini.
ReplyDeletemollyta(dot)com