Saatnya Gadged Ramah Anak

Orang tua mana yang tega melihat anaknya merengek meminjam gadged. Sekali dua kalinya mungkin bisa tegaan, namun ketika beradu argumen dengan bibir mungilnya. Ahh..luluh juga.

"Teman-teman Abang boleh pegang tablet, Mi.."
"Kata Bu Guru boleh mencari tugas di Internet, Mi..."
"Adek mau main game seperti Abang itu, Mi.."



Bukan..sayang, Bukan aku mau membatasi ruang keingintahuan mu atas luasnya ilmu yang ada di dunia luar sana, Sayang...Bukan juga aku menjadikanmu kolot tak berpengetahuan macam katak dalam tempurung. Namun kamu belum mengetahui bahwa ada banyak bahaya yang mengintaimu, Anakku.

Bahaya yang bisa saja mengancam masa depanmu. Bahaya yang bisa merenggut kebahagiaan masa kecilmu, Sayang. Sengaja aku tidak mau bercerita kepadamu sebanyak apa bahaya di dunia maya itu. Yang ku tau adalah aku hanya ketakutan ketika kau mengetahui betapa dunia maya itu bisa saja membuatku kehilanganmu, Anakku.

Sekalinya aku pernah melihat postingan tentang anak seumuranmu sudah melakukan adegan 'orang besar' berpelukan ketika merayakan ulang tahun. Duh...Tuhan, seketika aku langsung membayangkan wajahmu, berlindung dari perbuatan semacam itu, Nak!

Suatu waktu aku pernah melihat postingan anak seumuranmu juga yang 'maaf' melakukan perbuatan layaknya wanita jalang, berpose tak senonoh menampakkan daerah terlarangnya yang belum berkembang sempurna. Ya... Tuhan, Aku juga langsung bermunajat agar kamu dihindarkan dari perbuatan seperti itu, Nak!

Belum lagi berita di tv, berita di media online tentang bullying, anak seumuranmu sudah harus mengalami penghinaan dari teman-teman yang tak pernah mengerti tentang sopan santun.

Semua itu mungkin belum seberapa dibanding apa yang tersembunyi di dunia maya sana, Anakku. Itulah yang menjadikanku begitu berat untuk memberikan kepercayaan kepadamu atas sebuah benda yang bernama Gadged. Meskipun dahulu kamu sempat memegangnya, namun dalih hilangnya waktu bermainmulah yang membuatku mengambil keputusan untuk mengambilnya kembali.