Konten [Tampil]
Setiap kali sisir usang menyentuh kepalanya kali Itu pula butiran hangat tak mampu ku bendung. Mengalir bak tetesan hujan. Perih memang melihatnya meringis menahan sakit, bertaburan belasan helai rambut yang memang tak lebat lagi. Seketika ia memunguti rambutnya yang sudah tak tahan lagi berdiam di kepalanya.
Masa masa Itu adalah saat terberat dalam hidup nya, ia harus berjuang melawan penyakitnya yang tak ringan. Bisa melihatnya menghabiskan setengah centong nasi saja adalah kebahagiaan bagi ku. Senyum sudah sedemikian jauh menghiasi bibirnya lantaran rasa sakit bukan kepalang.
Tak ada lagi gurauan, tepuk riuh dari Tangannya, atau becandaan yang mengharu biru telah tergantikan dengan rintihan sakit yang memilukan.
Tak ada lagi gurauan, tepuk riuh dari Tangannya, atau becandaan yang mengharu biru telah tergantikan dengan rintihan sakit yang memilukan.
Ibu.. Masa itu sudah terlewati olehmu, tak ada lagi rasa sakit sudah tergantikan dengan istirahat yang panjang, penderitaanmu sudah terbayar dengan keikhlasan mu, dan Allah swt sudah mengabulkan keinginanmu untuk mengangkat semua sakit dari tubuh ringkihmu.
Hadiah terindah untukmu selalu kuberikan tidak hanya di hari special seperti kebanyakan orang orang di luar sana, namun lebih dari Itu, aku telah mempersiapkan hadiah terindah untukmu yang tidak bisa diukur dengan apa pun.
Hadiah yang paling istimewa untukmu, ibu... Sepanjang masa, tak terbatas oleh momen, tak terbatas oleh waktu, tak terbatas oleh ceremony.
Setiap saat, setiap waktu dalam bisikku dengan Tuhanku agar menyampaikan hadiah dariku Untukmu, Ibu...
Alfatihah...
Amin ya Allah... Lapangkanlah kuburnya, tempatkan ia di tempat yang layak, kumpulkanlah kami di syurgamu Amin...
aamiin
ReplyDeleteAamin, semoga sang BUnda mendapatkan tempat terbaik di sisiNYA
ReplyDelete