Konten [Tampil]
Sebagian besar orang akan setuju dengan pendapat perempuan cantik inspiratif bernama Ermalen Dewita
ini, bahwa kita hidup di era yang berkelimpahan pilihan yang
membutuhkan akselerasi perasaan. Seakan waktu sangat cepat berlalu,
sehingga waktu 24 jam sehari terasa kurang sementara banyak hal yang
perlu dilakukan. Kondisi tersebut, tanpa sadar dapat menghadirkan
tekanan perasaan, pikiran dan fisik. Kita dihadapkan dalam kehidupan
yang begitu banyak tantangan demi tantangan. Agar tidak terjebak dalam
jaringan ketakutan dan sikap putus asa, dan keseimbangan diri dalam
menghadapi hidup tetap terjaga, salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan power dari dalam diri.
Ketika sakit, kita begitu mudah menjadi
marah kepada tubuh kita. Padahal tubuh bertindak sebagai utusan untuk
menyampaikan pesan hidup yang perlu kita perhatikan. Dengan cara ini,
tubuh bertindak bagaikan seorang guru yang mengedukasi kita sebagai
pemilik tubuh. Kita hanya perlu memasuki bahasa “bodymind” untuk memahami dan mengerti isi dari pesan tersebut.
Penyakit terkadang dapat membuat orang berhenti melakukan apa yang
sedang mereka lakukan, untuk beristirahat dalam waktu yang panjang. Lalu
mereka merenung dan memikirkan cara bagaimana mereka dapat menjalani
hidup tanpa stres.
Kebutuhan pribadi seperti beristirahat diutamakan ketika sakit. Dalam
kondisi tersebut, pergeseran perspektif tentang kesehatan, terkadang
dihasilkan dalam periode istirahat. Dalam periode ini, ditingkatkan power
dalam diri kita untuk menjadi sehat dan dapat beraktivitas seperti
biasa. Menurut Dewi, panggilan sosok cantik yang menulis buku Magnet Cinta
ini, ekspresi semangat yang yang ada dalam setiap langkah adalah
sebagai tanda syukur atas kesehatan yang diberikan Tuhan pada kita
sebagai manusia.